Balita di Jabar Meninggal karena Cacingan, Dedi Mulyadi Ancam Sanksi Desa

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan rasa prihatin mendalam terkait meninggalnya seorang balita berusia tiga tahun bernama Raya yang diduga mengalami cacingan akut.
Kasus ini terungkap setelah hasil CT scan menunjukkan adanya cacing dan telur cacing yang telah menyebar hingga ke bagian otak korban.
“Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang sangat dalam serta permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita berusia 3 tahun dan dalam tubuhnya dipenuhi cacing,” ujar Dedi dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).
Menurut Dedi, dirinya sudah menghubungi dokter yang menangani kasus tersebut. Dari keterangan medis, kondisi Raya sudah masuk tahap akut akibat pola hidup yang kurang sehat.
Diketahui, ibunda Raya mengalami gangguan kejiwaan, ayahnya menderita penyakit paru-paru TBC, dan pengasuhan lebih banyak dilakukan oleh neneknya.
“Sejak balita, dia terbiasa bermain di kolong rumah yang bercampur dengan ayam dan kotoran. Sangat mungkin tangannya sering tidak dicuci sehingga cacing masuk ke mulutnya, lalu berkembang menjadi cacingan yang akut,” terang Dedi.
Selain menyampaikan rasa duka, Dedi menegaskan akan memberikan evaluasi serius terhadap aparat desa setempat.
Menurutnya, ada kelalaian dalam jalannya fungsi pelayanan dasar masyarakat.
“Dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK tidak jalan, fungsi posyandu tidak berjalan, dan fungsi kebidanannya juga tidak berjalan,” tegas Dedi.
Ia juga mengirimkan tim khusus untuk mengevakuasi keluarga Raya agar mendapat perawatan medis, mengingat beberapa anggota keluarga diduga juga menderita TBC.
“Ini perhatian bagi kita semua, seluruh aparat pemerintahan untuk senantiasa setiap hari melakukan kroscek terhadap apa yang terjadi di lingkungan. Jangan sampai abai,” kata Dedi menutup pernyataannya.
Kasus ini sekaligus menjadi sorotan mengenai pentingnya pengawasan kesehatan balita dan sinergi pemerintah desa dengan tenaga kesehatan, agar tragedi serupa tidak terulang. []
Nur Quratul Nabila A