Taman Lestari Cilincing, Kusam tapi Tetap Jadi Pilihan Warga

JAKARTA — Di bawah bayang Jembatan Lestari, Cilincing, Jakarta Utara, berdiri sebuah taman kecil yang seakan menunggu perbaikan.

Lantai paving block yang berlubang, pagar hijau yang terputus di beberapa sisi, hingga debu pekat dari kendaraan berat membuat suasana taman tampak kusam.

Di beberapa sudut, tumpukan plastik bercampur dengan tanah merah, menambah kesan tak terurus.

Meski demikian, tawa anak-anak masih terdengar di antara kerusakan itu. Mereka berlarian, memanjat, atau sekadar duduk di kursi taman yang mulai berkarat.

Di balik wajah lusuh taman berukuran 20 x 10 meter ini, kehidupan kecil tetap berdenyut.

Bagi warga sekitar, Taman Lestari merupakan satu-satunya ruang terbuka hijau yang bisa dijangkau tanpa biaya.

Namun, harapan mereka akan taman ramah anak tak sejalan dengan kondisi di lapangan.

“Belum ramah anak, banyak yang terbengkalai begini, enggak dirawat. Semuanya kurang memadai (fasilitasnya),” ujar Iwan (38), seorang ayah yang tinggal tak jauh dari lokasi, kepada Kompas.com, Rabu (20/8/2025).

Iwan mengaku kerap membawa putrinya yang berusia enam tahun untuk bermain di sana.

Namun, rasa waswas tak pernah hilang setiap kali melihat perosotan yang berkarat atau paving yang tidak rata. Meski kecewa, ia mengaku tidak memiliki alternatif lain.

“Cuma karena ini satu-satunya taman yang dekat, jadi enggak ada pilihan lain,” tambahnya lirih.

Cerita serupa disampaikan Yanto (37), warga lainnya. Menurutnya, taman ini jauh dari kata layak sebagai ruang bermain anak.

“Kurang komplit, kecil juga dan kurang banyak permainannya, belum ramah anak juga, banyak sampah,” keluhnya.

Meski begitu, kedekatan lokasi dan akses transportasi Jaklingko yang gratis membuat Yanto tetap membawa putrinya ke taman tersebut.

“Iya, jadi hiburan gratis. Terus enaknya ke sini ada Jaklingko, jadi ongkosnya juga gratis, ke sini bisa jalan-jalan anak enggak jenuh,” jelasnya.

Bagi anak-anak seperti putri Yanto, taman ini tetap menghadirkan keceriaan. Mereka masih bisa meluncur di perosotan, tertawa bersama teman sebaya, atau menikmati jajanan sederhana di sekitar taman setelah puas bermain.

Di tengah keterbatasan, Taman Lestari masih berfungsi sebagai ruang sosial bagi masyarakat sekitar.

Ia mungkin tidak memenuhi standar ruang terbuka hijau yang ideal, tetapi keberadaannya menjadi nafas kecil yang menyegarkan kawasan padat Cilincing.

Meski kerap dikeluhkan, warga tetap menjadikan taman ini tempat pelarian sejenak dari rutinitas dan padatnya pemukiman.

Ruang hijau yang rapuh ini, pada akhirnya, masih menyimpan potongan kebahagiaan sederhana bagi anak-anak dan orang tua. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *