Warga Mengaku Diintimidasi Saat Memotret di Kawasan GBK

JAKARTA — Seorang warga bernama Rudi menceritakan pengalaman tidak menyenangkan ketika ia dan temannya mendokumentasikan aktivitas lari pagi di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, awal Juni 2025 lalu.

Rudi mengaku mendapat intimidasi dari sekelompok orang yang mengatasnamakan Komunitas Fotografi GBK.

Menurut penuturannya, peristiwa itu berawal saat ia memotret menggunakan kamera mirrorless di jalur kendaraan dekat area parkir, yang masih berada di dalam kompleks GBK namun bukan di dalam stadion utama.

“Kurang lebih setengah jam di sana, saya mulai memotret. Tiba-tiba saya disamperin salah satu orang, dia langsung nembak ‘di sini enggak boleh motret sembarangan, kecuali anggota Komunitas Fotografi GBK’,” kata Rudi saat dihubungi, Kamis (21/8/2025).

Tak lama kemudian, orang tersebut memanggil tiga rekannya. Rudi kemudian dipaksa menghapus seluruh foto yang sudah diambil. Bahkan, ia sempat diminta memformat kartu memori kameranya.

“Mereka memaksa saya untuk melakukan format memory card total. Kata mereka, kalau tidak format memory card, akan dilaporkan ke pengelola biar diramaikan,” ujarnya.

Rudi menuturkan ia sempat menolak karena masih menyimpan foto-foto lama yang belum dicadangkan.

Setelah bernegosiasi, ia akhirnya diminta menghapus foto satu per satu, meskipun menurutnya foto tersebut hanya berisi gambar temannya sendiri.

“Mereka juga mengancam kalau sampai dijual ke aplikasi FotoYu, akan kami report. Padahal saya tidak punya akun FotoYu dan tidak pernah menjual foto di sana,” tambahnya.

Rudi menegaskan bahwa dokumentasi yang ia ambil tidak memiliki tujuan komersial.

Ia juga menyebut para oknum tersebut bukan petugas keamanan maupun pengelola GBK, melainkan orang yang membawa kartu identitas bertuliskan “Komunitas Fotografi GBK” dan tampak cukup akrab dengan sekuriti di lokasi.

“Foto-fotonya habis semua. Soalnya waktu disuruh menghapus foto, saya dikeroyok 4 orang yang memastikan foto-foto saya sudah terhapus,” ungkapnya.

Ia sempat menanyakan prosedur untuk bergabung dengan komunitas tersebut, tetapi dijawab bahwa komunitas itu bersifat tertutup dan tidak menerima anggota baru.

Rudi menambahkan, saat peristiwa itu berlangsung, ada beberapa sekuriti yang melintas. Namun, mereka tidak ikut campur meskipun melihat adanya intimidasi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola GBK melalui Kepala Divisi Humas, Hukum, dan Administrasi, Asep Triyadi, belum memberikan tanggapan atas laporan yang disampaikan Rudi. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *