Yayasan WR Soepratman Luruskan Polemik Royalti Lagu Kebangsaan

JAKARTA — Keluarga pencipta lagu kebangsaan, Wage Rudolf (WR) Soepratman, menegaskan bahwa hak cipta atas lagu Indonesia Raya sudah sejak lama diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Ketua Umum Yayasan WR Soepratman Meester Cornelis Jatinegara, Endang W.J. Turk, menyampaikan klarifikasi tersebut untuk meluruskan polemik soal royalti penggunaan lagu kebangsaan.
“Hak cipta lagu kebangsaan Indonesia Raya telah diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Republik Indonesia tanpa syarat oleh empat orang ahli waris almarhum WR Soepratman,” kata Endang dalam keterangan pers, Rabu (20/8/2025).
Empat ahli waris yang menyerahkan hak cipta itu ialah Ny. Roekijem Soepratijah, Ny. Roekinah Soepratirah, Ny. Ngadini Soepratini, dan Ny. Gijem Soepratinah.
Penyerahan dilakukan melalui SK Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tertanggal 25 Desember 1957 serta Surat Putusan Menteri pada 14 Maret 1960. S
ebagai penghargaan, pemerintah kala itu memberikan hadiah sebesar Rp250 ribu, yang nilainya kini setara sekitar Rp6,4 miliar.
Endang menambahkan, seluruh karya WR Soepratman sudah masuk domain publik sejak 2009, kecuali dua lagu, yakni Indonesia Tjantik (1924) dan Indonesia Hai Iboekoe (1928).
Kedua lagu itu pada 2023 dibuatkan aransemen melodi baru oleh Antea Putri Turk, cicit buyut WR Soepratman, namun tetap mempertahankan lirik asli.
Untuk karya baru tersebut, Antea berhak atas hak cipta dan royalti.
“Yayasan tidak menuntut royalti atau hak ekonomi atas lagu Indonesia Raya. Yang kami harapkan adalah pengakuan atas hak moral, berupa apresiasi terhadap yayasan kami serta Antea Putri Turk sebagai Duta Yayasan agar bisa terus melestarikan karya buyutnya,” ujar Endang.
Ia berharap pemerintah memberi penghormatan lebih, misalnya dengan mengundang Antea menyanyikan 12 lagu karya asli WR Soepratman dalam sebuah konser kenegaraan di Istana Merdeka.
Selain Indonesia Raya, WR Soepratman juga menciptakan sejumlah lagu perjuangan yang masih sering dinyanyikan, di antaranya Ibu Kita Kartini, Dari Sabang sampai Merauke, Pahlawan Merdeka, dan Di Timur Matahari. []
Nur Quratul Nabila A