Distribusi MBG di Kalteng Terkendala Jarak Antardesa yang Jauh

PALANGKA RAYA — Tingkat kepadatan penduduk yang rendah menjadi tantangan utama dalam pendistribusian Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hal ini terungkap dalam rapat monitoring dan evaluasi (monev) Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ruang Rapat Bajakah Utama, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (21/8/2025) petang.
Asisten Sekretariat Daerah (Setda) bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang), Herson B. Aden, menjelaskan bahwa kendala MBG bukan pada ketersediaan lahan, melainkan pada penentuan titik lokasi yang tepat.
“Target penyediaan makanan bergizi untuk 3.000 siswa per hari sulit terpenuhi karena kepadatan penduduk Kalteng yang rendah,” ujar Herson.
Dengan luas wilayah mencapai 153 ribu km² dan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta jiwa, kepadatan penduduk Kalteng hanya 18 jiwa per km².
“Satu desa bisa hanya memiliki satu sekolah dengan sekitar 50 murid, sementara desa berikutnya bisa ditempuh hingga 3 jam perjalanan. Jika makanan diangkut, ada risiko basi,” tambahnya.
Herson menambahkan, pembangunan SPPG memiliki sejumlah kriteria teknis, termasuk lokasi yang bebas masalah hukum, berstatus hak milik atau hak pakai instansi pemerintah, sesuai tata ruang, tidak berada di kawasan gambut atau rawan bencana, serta memiliki akses jalan beraspal.
Desain SPPG terbagi dua tipe: bangunan berukuran 20 m x 20 m yang mampu melayani hingga 3.500 orang per hari, dan bangunan 10 m x 15 m yang melayani 1.500 orang per hari.
Keduanya dilengkapi daya listrik hingga 33 kVA dan sistem pengolahan air terpadu (IPAL) berkapasitas 8,47 m³ per hari. []
Nur Quratul Nabila A