Tukang Bangunan Tewas Tersetrum dan Terjatuh saat Pasang Atap di Solo

SOLO — Seorang tukang bangunan berinisial DS (85), warga Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan kerja di wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (28/9/2025).
Korban tewas saat memasang atap bangunan dengan ketinggian sekitar delapan meter.
Kapolsek Jebres, Kompol Murtiyoko, menjelaskan bahwa korban terjatuh dalam kondisi tertelungkup dan mengalami luka berat pada bagian kepala.
“Korban jatuh dengan kondisi tertelungkup. Korban meninggal karena luka berat di bagian kepala,” ujarnya setelah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Menurut keterangan polisi, sebelum terjatuh korban sempat tersetrum aliran listrik. Saat itu, DS tengah membawa rangka baja ringan.
Angin kencang yang bertiup membuat posisi korban oleng hingga tanpa sengaja besi yang dibawanya menyentuh kabel listrik PLN.
“Saat itulah, besi yang dibawa korban tak sengaja terkena kabel PLN, hingga membuat korban tersetrum,” kata Murtiyoko.
Murtiyoko menambahkan bahwa korban sebelumnya sudah mendapatkan peringatan dari rekan kerja maupun pihak PLN agar berhati-hati.
Hal tersebut mengingat lokasi pemasangan atap sangat dekat dengan jaringan listrik tegangan tinggi. Meski demikian, kecelakaan tetap terjadi.
Jenazah korban dievakuasi ke RSUD dr. Moewardi, Solo, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pihak kepolisian menyampaikan bahwa jenazah sementara masih dititipkan di rumah sakit sambil menunggu pihak keluarga datang menjemput.
Atas kejadian ini, Polsek Jebres mengimbau para pekerja konstruksi agar meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi prosedur keselamatan kerja.
“Kami mengingatkan para pekerja bangunan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri serta menjaga jarak aman dengan jaringan listrik demi menghindari insiden serupa,” tutur Murtiyoko.
Peristiwa ini kembali menyoroti pentingnya penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor konstruksi, terutama bagi pekerja lapangan yang sehari-hari berhadapan dengan risiko tinggi. []
Nur Quratul Nabila A