Thailand Catat Sejarah: Mantan PM Thaksin Jalani Hukuman Penjara

BANGKOK – Mahkamah Agung Thailand pada Selasa (09/09/2025) menjatuhkan vonis satu tahun penjara terhadap mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Putusan ini terkait penahanan Thaksin di ruang VIP rumah sakit yang dinilai melanggar hukum. Vonis tersebut sekaligus menandai babak baru bagi keluarga Shinawatra, yang selama dua dekade terakhir mendominasi kancah politik Thailand.

Dalam persidangan, majelis hakim yang terdiri dari lima orang menilai bahwa masa perawatan Thaksin di rumah sakit VIP tidak sepenuhnya berdasarkan rekomendasi tim medis. Thaksin disebut sengaja memperpanjang masa istirahatnya, sehingga penahanan di rumah sakit tersebut tidak sah secara hukum. Pengadilan langsung memerintahkan agar Thaksin segera dibawa ke tahanan.

Thaksin, yang kini berusia 76 tahun, sebelumnya kembali ke Thailand pada 2023 setelah 15 tahun hidup dalam pengasingan. Ia sempat divonis delapan tahun penjara terkait kasus penyalahgunaan kekuasaan, namun hanya menjalani penahanan beberapa jam sebelum dipindahkan ke ruang VIP rumah sakit karena alasan kesehatan. Putusan pengadilan saat itu juga memberinya pembebasan bersyarat.

Vonis terbaru ini muncul tidak lama setelah putrinya, Paetongtarn Shinawatra, dicopot dari jabatan Perdana Menteri. Paetongtarn menjadi Perdana Menteri keenam yang didukung keluarga Shinawatra yang digulingkan dari kekuasaan. Keputusan ini semakin menegaskan bahwa pengaruh politik keluarga Shinawatra, yang pernah sangat dominan, kini berada di titik kritis.

Sejumlah pengamat menilai bahwa vonis ini bukan hanya soal hukum semata, melainkan juga pesan politik terhadap dinasti Shinawatra. Meskipun Thaksin pernah menjadi simbol reformasi dan perlawanan terhadap kekuatan militer dan elit konservatif Thailand, kini simbolisme tersebut berangsur meredup. Banyak pihak menyoroti bahwa dominasi politik keluarga ini mulai runtuh setelah serangkaian keputusan pengadilan yang menyingkirkan anggota keluarga dari jabatan eksekutif.

Di luar ruang sidang, Thaksin tetap mendapatkan dukungan moral dari sebagian pendukung dan anggota keluarga. Kehadiran putrinya Paetongtarn dan simpatisan di sekitar pengadilan menunjukkan loyalitas yang masih kuat, meskipun pengaruh politik nyata kini berkurang.

Vonis ini juga menjadi catatan sejarah, karena Thaksin tercatat sebagai mantan Perdana Menteri pertama Thailand yang benar-benar menjalani hukuman penjara. Putusan tersebut sekaligus menjadi peringatan bagi generasi politik baru di Thailand bahwa pengaruh politik, meski kuat, dapat dikoreksi oleh sistem peradilan.

Dengan eksekusi vonis ini, Thailand menutup babak penting bagi perjalanan politik dinasti Shinawatra dari puncak kekuasaan menuju masa yang lebih terbatas dalam ranah politik formal, diwarnai sorotan publik dan dinamika hukum yang ketat. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *