Air Mata Keluarga Iringi Pemakaman Zetro Purba di Tangerang Selatan

JAKARTA – Suasana duka menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sari Mulya, Babakan, Setu, Tangerang Selatan, Kamis (11/09/2025). Jenazah staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Peru, Zetro Leonardo Purba, akhirnya dimakamkan setelah melalui perjalanan panjang dari Lima menuju Jakarta.
Pantauan di lokasi, jenazah tiba sekitar pukul 12.30 WIB dengan mobil ambulans milik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Sejumlah keluarga, termasuk istri almarhum, Priskila Serapinta, beserta tiga anaknya yang masih kecil, tampak mendampingi iring-iringan tersebut dengan wajah penuh kesedihan. Setidaknya ada empat kendaraan keluarga yang ikut mengiringi jenazah menuju TPU, sementara kerabat lainnya telah lebih dulu hadir.
Peti jenazah berwarna putih yang diselimuti bendera Merah Putih langsung dibawa ke liang lahat. Tujuh staf Kemlu RI dengan penuh hormat mengusung peti tersebut. Kehadiran bendera Merah Putih menandakan penghormatan negara terhadap pengabdian Zetro sebagai aparatur diplomasi Indonesia di luar negeri.
Sejumlah pejabat Kemlu juga tampak hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. “Beliau ditembak oleh orang yang tidak dikenal,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, saat sebelumnya menjelaskan insiden yang menimpa Zetro di Peru.
Diketahui, Zetro Leonardo Purba tewas ditembak tiga kali oleh orang tak dikenal di kawasan Lince, Lima, pada Senin (01/09/2025), saat hendak masuk ke apartemennya. Kepolisian Peru bersama tim forensik telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan berkoordinasi dengan pihak KBRI Lima untuk mengusut peristiwa tersebut.
Wamenlu Anis Matta menduga insiden itu berkaitan dengan perampokan. “Belum ada (informasi soal dugaan tekanan), kecuali bahwa peristiwa beliau baru mengambil uang dari ATM. Jadi ini ada mirip perampokan,” jelas Anis di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (02/09/2025).
Namun, hingga kini pihak berwenang di Peru masih menyelidiki secara menyeluruh motif di balik penembakan tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Kemlu RI menekankan pentingnya investigasi tuntas agar kasus ini tidak menyisakan tanda tanya.
Kehilangan Zetro menjadi duka mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi korps diplomatik Indonesia. Sebagai Penata Kanselerai Muda, Zetro baru bertugas lima bulan di KBRI Lima. Kepergiannya meninggalkan luka bagi keluarga kecil yang ditinggalkan, sekaligus menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi para diplomat Indonesia di berbagai negara. []
Diyan Febriana Citra.