Pelajar Samarinda Keluhkan MBG Berbau dan Diduga Berulat

SAMARINDA – Polemik terkait kualitas menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 13 Samarinda kembali menjadi perhatian publik. Sejumlah pelajar melaporkan bahwa makanan yang mereka terima pada Agustus 2025 lalu berbau tidak sedap, bahkan ada yang basi dan diduga terkontaminasi ulat. Temuan itu memicu kekhawatiran tentang keamanan program yang digadang-gadang mendukung gizi siswa.

Salah satu siswa, M, menuturkan dirinya pernah menerima lauk ayam dengan aroma tak sedap. Beberapa teman lainnya bahkan mendapati lauk sudah basi dan enggan mengonsumsinya. “Waktu itu pas lauknya ayam, ada beberapa yang mau basi dan ada juga yang dapat sudah basi,” ujarnya.

Pengalaman serupa dialami D. Ia menyebut lauk ayam yang diterima berbau menusuk sehingga ia memilih tidak memakannya demi kesehatan. “Kalau sampai basi banget atau berulat, saya pribadi belum pernah dapat. Tapi teman-teman ada yang cerita,” katanya, Jumat (12/09/2025) lalu.

Situasi makin menghebohkan setelah seorang siswa lain menemukan ulat di sayur capcay yang disajikan. Bahkan, salah satu pelajar diduga mengalami muntaber setelah mengonsumsi menu tersebut. Ironisnya, pihak sekolah disebut meminta siswa untuk tidak mempublikasikan kasus itu ke media sosial. “Memang ada guru yang bilang jangan diumbar-umbar kalau ada makanan basi atau ada ulat,” tutur A, pelajar lain di sekolah itu.

Kepala SMA Negeri 13 Samarinda, Jarnuji Umar, mengakui adanya masalah dalam penyajian MBG pada saat itu. Ia mengatakan, meski beberapa menu sempat mendekati batas kelayakan, makanan dinilai masih bisa dikonsumsi. “Pada saat itu di bagian sayur tumisnya, tapi masih layak makan, kan bisa saja sayurnya tidak dimakan,” ucapnya.

Penyedia MBG, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Pinang, juga mengakui adanya kelalaian di dapur yang menyebabkan menu kurang layak. Ketua SPPG, Zidan, menegaskan pihaknya telah memberi teguran agar kejadian serupa tak terulang.

Ahli gizi Universitas Mulawarman, Jamil Anshory, mengingatkan bahwa makanan basi berpotensi menimbulkan mual, muntah, hingga diare. Ia mendesak sekolah dan pemerintah memperketat pengawasan. “Jangan hanya mengecek di akhir. Pengawasan harus dari awal sampai makanan diterima siswa, kalau bisa triple checking supaya kasus seperti ini tidak terulang,” tegasnya.

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, meminta evaluasi menyeluruh terhadap penyediaan MBG. Ia menekankan, tak boleh ada upaya menutup-nutupi jika ditemukan masalah demi menjamin menu yang sehat dan aman bagi siswa.[]

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *