Australia-PNG Tandatangani Perjanjian Pertahanan Strategis Besok

PORT MORESBY – Australia dan Papua Nugini (PNG) segera menandatangani perjanjian pertahanan baru pada Rabu (17/09/2025) di Port Moresby. Kesepakatan itu dinilai bukan hanya simbol perayaan hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin setengah abad, tetapi juga bagian dari upaya menghadapi perubahan dinamika geopolitik di Pasifik yang semakin dipengaruhi Tiongkok.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape akan langsung memimpin prosesi penandatanganan. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyebut kesepakatan ini sebagai langkah bersejarah yang memperkuat ikatan kedua negara sekaligus memberikan peluang baru dalam bidang militer.
Dengan adanya pakta terbaru ini, warga Papua Nugini bisa mendaftar langsung ke Angkatan Pertahanan Australia (ADF). Sebelumnya, hanya warga negara tertentu seperti Selandia Baru, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat yang mendapat kesempatan tersebut.
“Saat itu kami mengatakan akan membidik Pasifik. Perjanjian yang akan kami tanda tangani dengan Papua Nugini mempertimbangkan hal ini,” ujar Marles sebagaimana.
Meski masih diperlukan sejumlah tahapan teknis, Marles menegaskan Australia sangat tertarik membuka jalur perekrutan warga PNG. Ia juga menyebut masuknya warga PNG ke militer Australia akan membuka kesempatan mendapatkan imbalan setara dengan tentara ADF lainnya, bahkan bisa menjadi pintu menuju kewarganegaraan Australia.
Dari sisi Papua Nugini, Menteri Pertahanan Billy Joseph menilai kerja sama ini akan meningkatkan rasa aman bagi kedua negara. “Papua Nugini yang aman adalah Australia yang aman, dan Australia yang aman adalah Papua Nugini yang aman,” tegasnya.
Perjanjian ini lahir di tengah meningkatnya aktivitas diplomasi ekonomi Tiongkok di kawasan. Selama lebih dari satu dekade, Beijing menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun rumah sakit, jalan raya, stadion, hingga proyek infrastruktur lain di negara-negara Pasifik. Strategi itu membuahkan hasil nyata. Beberapa negara seperti Kepulauan Solomon, Kiribati, dan Nauru beralih dukungan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok.
Kondisi tersebut membuat Australia memperkuat posisinya di kawasan. Selain PNG, pekan lalu Albanese berada di Vanuatu untuk membahas kesepakatan serupa, meski belum berhasil diteken karena adanya kekhawatiran terkait akses pendanaan infrastruktur dari mitra lain.
Dengan penandatanganan pakta pertahanan bersama Papua Nugini, Australia ingin menunjukkan bahwa kawasan Pasifik tetap memiliki alternatif kerja sama selain bergantung pada Tiongkok. Kesepakatan ini diharapkan bukan hanya memperkuat pertahanan, tetapi juga memperkokoh stabilitas dan solidaritas di Pasifik. []
Diyan Febriana Citra.