Gencatan Senjata Terancam, Israel Luncurkan Serangan Udara di Lebanon Selatan

BEIRUT β Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel kembali meningkat setelah militer Israel melancarkan serangan udara ke lima kota di Lebanon selatan pada Kamis malam (18/09/2025) waktu setempat. Serangan ini dilaporkan oleh media pemerintah Lebanon dan konfirmasi militer Israel, menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan warga sipil di wilayah yang sebelumnya terdampak konflik.
Sebelum serangan diluncurkan, militer Israel memberi peringatan kepada penduduk di kota-kota yang menjadi target untuk mengevakuasi diri, dengan alasan operasi tersebut menargetkan fasilitas militer Hizbullah. Kota-kota yang terdampak antara lain Mais al-Jabal, Debbin, Burj Qalawiya, Al-Shahabiya, dan Kfar Tibnit.
Kondisi Mais al-Jabal yang masih porak poranda akibat konflik sebelumnya antara Israel dan Hizbullah. Jalan-jalan di kota-kota tersebut dipenuhi penduduk yang berusaha mengungsi demi menghindari serangan udara, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya krisis kemanusiaan di wilayah selatan Lebanon.
Serangan ini menandai pelanggaran terhadap gencatan senjata yang disepakati antara Israel dan Lebanon pada November 2024. Meskipun begitu, Israel tetap menempatkan pasukannya di lima lokasi strategis di Lebanon selatan. Pihak militer mengklaim serangan udara menargetkan gudang senjata milik pasukan elite Hizbullah, Radwan, untuk menekan potensi ancaman terhadap keamanan Israel.
Presiden Lebanon, Joseph Aoun, mengecam tindakan Israel tersebut. Ia menilai kebisuan negara-negara penjamin gencatan senjata telah mendorong agresi lebih jauh dan menekankan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Lebanon. βTiba waktunya untuk menghadapi pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Lebanon,β tegas Aoun.
Para pengamat internasional menyoroti potensi eskalasi konflik di wilayah tersebut. Meski target serangan diklaim bersifat militer, risiko bagi warga sipil tetap tinggi mengingat kepadatan penduduk di kota-kota yang terdampak. Kegiatan pendidikan, perdagangan, dan mobilitas masyarakat di kawasan perbatasan kembali terganggu.
Situasi ini juga memicu perhatian komunitas internasional. Negara-negara penjamin gencatan senjata diharapkan segera bertindak untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memastikan keselamatan warga sipil di Lebanon selatan. Para pengamat menekankan pentingnya dialog dan mekanisme pemantauan yang lebih efektif agar serangan semacam ini tidak menjadi pola yang terus berulang.
Dengan meningkatnya frekuensi serangan, masa depan gencatan senjata yang telah disepakati dipertanyakan, sementara tekanan terhadap pihak internasional untuk mengambil langkah preventif semakin meningkat. []
Diyan Febriana Citra.