Tiga Nelayan Indonesia Dipulangkan dari Malaysia Setelah Karam

JOHOR BAHRU – Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, akhirnya dapat kembali ke tanah air setelah mengalami pengalaman menegangkan di laut lepas. Ketiganya sempat terapung selama tiga jam akibat kapal kayu tradisional yang mereka tumpangi, KM Berkah, karam di perairan Tokong Hiu. Pemulangan mereka difasilitasi oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, menandai keberhasilan diplomasi dan perlindungan WNI di luar negeri.
Peristiwa bermula pada Rabu, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 21.30 WIB, ketika KM Berkah berlayar dari Pelabuhan Ranggam menuju perairan Tokong Hiu. Kapal sepanjang 9 meter itu dikemudikan oleh Pandi, dengan Aneil Ferdian Syah dan Mujahidin sebagai anak buah kapal. Cuaca buruk pada Kamis dini hari pukul 04.00 WIB membuat lambung kapal pecah, hingga akhirnya KM Berkah tenggelam pada pukul 06.00 WIB. Ketiga nelayan terombang-ambing di laut hingga akhirnya diselamatkan oleh kapal tug boat Ace Star berbendera Malaysia.
Setelah diselamatkan, mereka ditangani oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Johor untuk perawatan dan penyelidikan. Meski sempat diamankan selama satu minggu berdasarkan Seksyen 5(2) Akta Imigresen 1959/63, hasil penyelidikan memastikan insiden tersebut murni kecelakaan laut tanpa indikasi pelanggaran hukum.
Pada 15 Agustus 2025, KJRI Johor Bahru mengambil alih perlindungan ketiganya dengan menempatkan mereka di rumah perlindungan. Selain memastikan kebutuhan dasar terpenuhi, KJRI juga memproses dokumen kepulangan, termasuk Special Pass dari Jabatan Imigresen Malaysia.
Akhirnya, pada Jumat, 19 September 2025, ketiga nelayan dipulangkan melalui Terminal Ferry Puteri Harbour Johor menuju Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan kapal feri MV Putri Anggreni 01.
Pelaksana Fungsi Konsuler 3 KJRI Johor Bahru, Dhania Afini Lestari, menekankan bahwa perlindungan WNI merupakan prioritas utama, terutama dalam situasi darurat dan kemanusiaan.
“Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di laut serta perlunya koordinasi lintas negara dalam penanganan insiden maritim,” ujar Dhania.
Selamatnya tiga nelayan asal Karimun ini menunjukkan peran strategis KJRI Johor Bahru sebagai garda terdepan perlindungan WNI. Peristiwa ini juga menekankan pentingnya keselamatan maritim, kesadaran nelayan terhadap risiko cuaca buruk, serta respons cepat dari pihak konsuler dan otoritas lokal. Kini, ketiganya bisa kembali ke keluarga dan aktivitas sehari-hari dengan selamat setelah mengalami pengalaman yang menguji ketahanan fisik dan mental di tengah laut.