Ramai Usulan Ubah Makan Bergizi Gratis Jadi Uang Tunai hingga Respons Istana

JAKARTA, PRUDENSI.COM-Banyaknya kasus siswa keracunan akibat mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai sorotan. Muncul usulan agar pemerintah mengubah skema pemberian makanan gratis itu menjadi uang tunai.

Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Charles Honoris menyoroti standar operasional prosedur (SOP) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang kurang baik. Dia curiga kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah akibat tidak dijalankannya SOP Badan Gizi Nasioal (BGN) oleh SPPG.

Charles mendorong BGN mencoba pola lain dalam penyediaan makan bergizi gratis. Salah satu pola yang dia usulkan adalah memberikan uang kepada orang tua siswa agar bisa menyiapkan makan bergizi untuk anak masing-masing.

“Bahkan opsi memberikan uang kepada orang tua murid misalnya. Sehingga orang tua murid bisa menyediakan makanan sendiri untuk anak-anaknya,” ujar Charles kepada wartawan, Jumat (19/9/2025).

kasus siswa keracunan menu MBG baru-baru dialami ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (17/9). Ratusan siswa itu mengeluhkan mual, muntah, sakit perut, hingga mencret setelah menyantap makanan gratis itu.

Respons Istana soal Usulan MBG Diganti Uang Tunai
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan munculnya ide mengubah pola MBG menjadi uang tunai sah-sah saja. Namun, dia menegaskan konsep pemberian makan siang secara langsung kepada siswa di sekolah merupakan skema terbaik yang bisa dijalankan.

“Ide kan banyak, bukan berarti ide tidak baik. Tapi konsep yang sekarang dijalankan dianggap oleh pemerintah dan BGN yang terbaik untuk dikerjakan,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Usulan pemberian uang tunai kepada orang tua siswa diungkapkan di tengah maraknya keracunan yang terjadi pada siswa penerima MBG di sekolah. Terkait itu, Prasetyo mengatakan pemerintah akan menampung berbagai aspirasi terkait program MBG tersebut sebagai bahan evaluasi.

“Kalau nanti ada catatan ya kita akui dan kita perbaiki,” lanjut Prasetyo.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *