Atap KPT Brebes Ambruk, Bangunan Rp120 Miliar Kembali Disorot

BREBES — Ambruknya atap teras Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Pemkab Brebes pada Minggu (21/09/2025) siang menambah panjang daftar persoalan konstruksi gedung pemerintahan bernilai ratusan miliar rupiah tersebut. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan korban luka, tetapi juga menimbulkan pertanyaan publik terkait kualitas dan pengawasan pembangunan gedung yang baru diresmikan tiga tahun lalu.
Dalam insiden tersebut, tiga pekerja yang sedang melakukan perbaikan di bagian teras terjebak reruntuhan. Dua korban mengalami luka cukup serius hingga harus dirawat di rumah sakit, sementara satu lainnya hanya mengalami luka ringan. Kejadian berlangsung ketika di sekitar area kantor tengah digelar lomba pushbike dan layang-layang, acara yang sebelumnya dibuka langsung oleh Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma. Suasana mendadak panik karena ratusan warga berada di sekitar lokasi saat reruntuhan terjadi.
Saksi mata, Zamroni, yang tengah melakukan pengelasan di bawah teras, menceritakan detik-detik robohnya bangunan. “Saya itu di bawah bersama teman saya sedang ngelas. Begitu bangun, ada bunyi bletak dari sebelah utara. Kemudian saya lari,” katanya. Ia sempat menarik rekannya yang terjebak puing, meski korban lain masih tertimpa beton.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Brebes, Sutaryono, mengakui bagian yang roboh adalah area dropzone KPT. Ia menyebutkan, pekerja saat itu memang sedang melakukan perbaikan karena ada kerusakan sebelumnya.
“Memang sedang ada pekerja yang melakukan perbaikan di sekitar dropzone yang mengalami kerusakan beberapa waktu lalu. Jadi saat ini masih dalam pengerjaan. Kebetulan ada tukangnya juga yang mengalami korban,” ujarnya. Sutaryono menegaskan pihaknya tengah menyelidiki apakah ada unsur kelalaian dalam pengerjaan.
Bupati Paramitha juga memberi penjelasan bahwa sebelumnya terdapat kebocoran di bagian depan bangunan, sehingga dilakukan perbaikan.
“Habis itu kita adakan rehab di KPT dan ternyata setelah tukang sedang membetulkan, akhirnya roboh atapnya dan tiga pekerja mengalami luka karena tertimpa puing teras,” ungkapnya.
Fakta bahwa gedung KPT baru diresmikan pada Agustus 2022 menimbulkan kritik. Bangunan yang dibangun dengan anggaran Rp120 miliar dan nilai kontrak Rp110,7 miliar ini tercatat sudah beberapa kali mengalami kerusakan. Pada Oktober 2023, lantai teras amblas hingga 10 cm, sementara Agustus 2024 plafon gedung jebol akibat hujan deras. Peristiwa kali ini mempertegas kerentanan struktur bangunan yang seharusnya menjadi pusat pelayanan masyarakat.
Pemerintah daerah memastikan asuransi bangunan akan turun tangan, namun publik menilai persoalan ini tidak cukup hanya diselesaikan lewat perbaikan. Transparansi terkait kualitas konstruksi, pengawasan proyek, serta pertanggungjawaban kontraktor dinilai mendesak agar kepercayaan masyarakat tidak terus terkikis. []
Diyan Febriana Citra.