Erika Kirk Pilih Maafkan Tyler Robinson, Tolak Hukuman Mati

GLENDALE — Ribuan orang berkumpul di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, Minggu (21/09/2025), untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Charlie Kirk, pendiri organisasi konservatif Turning Point USA, yang tewas ditembak saat berpidato di Utah Valley University (UVU) pada 10 September 2025 lalu.
Dalam acara penuh haru itu, sorotan publik tertuju pada pidato sang istri, Erika Kirk. Dengan suara bergetar, mantan Miss Arizona 2012 tersebut menyampaikan pesan mengejutkan, ia memilih memaafkan pelaku penembakan.
“Suami saya ingin menyelamatkan anak-anak muda, termasuk pemuda yang merenggut nyawanya,” kata Erika. “Saya memaafkan dia, karena itu yang dilakukan Kristus, dan itu pula yang akan dilakukan Charlie.” Ucapannya sontak disambut tepuk tangan panjang dari puluhan ribu pelayat yang memenuhi stadion.
Pelaku penembakan, Tyler Robinson (22), didakwa membunuh Charlie Kirk dan kini terancam hukuman mati. Namun Erika dengan tegas menyatakan tak ingin menuntut darah balasan.
“Saya serahkan keputusan pada pemerintah. Saya tidak ingin ada darah di tangan saya,” katanya. Ia menegaskan bahwa keyakinannya pada kasih dan pengampunan menjadi dasar keputusan tersebut.
Pesan itu menimbulkan kesan mendalam. Di tengah atmosfer politik Amerika yang kian panas, pernyataan Erika dianggap sebagai seruan moral yang jarang terdengar, menolak kebencian meski telah kehilangan orang terkasih.
Selain menyampaikan pengampunan, Erika juga menegaskan komitmennya untuk meneruskan perjuangan suaminya. “Jawaban terhadap kebencian bukanlah kebencian. Injil mengajarkan bahwa jawabannya selalu cinta, bahkan bagi mereka yang memusuhi kita,” ucapnya. Ia berjanji melanjutkan misi Turning Point USA, organisasi yang didirikan Charlie untuk menggaungkan nilai konservatif di kalangan generasi muda.
Kematian Charlie Kirk di tengah tur kampus bertajuk American Comeback tidak hanya meninggalkan luka pribadi bagi keluarga, tetapi juga mengguncang perdebatan politik nasional.
Presiden Donald Trump turut hadir dan menyampaikan pidato emosional. Ia menyebut Charlie sebagai pahlawan, namun sempat menyinggung lawan politik sebagai pihak yang ikut memperkeruh suasana nasional.
“Saya membenci lawan saya, dan saya tidak ingin yang terbaik untuk mereka. Maaf, Erika,” ujarnya, disambut campuran sorak dan hening dari hadirin.
Sejumlah tokoh gerakan Make America Great Again (MAGA), termasuk Wakil Presiden JD Vance, juga hadir memberikan penghormatan. Mereka menegaskan bahwa Kirk adalah sosok penting dalam gerakan konservatif yang menyuarakan semangat generasi muda.
Meski diwarnai sentimen politik, pesan pengampunan Erika Kirk tetap menjadi sorotan utama. Di tengah memanasnya perdebatan dan meningkatnya kekerasan politik di Amerika, kata-kata Erika menghadirkan perspektif berbeda: bahwa di atas segala perbedaan, kasih dan pengampunan masih bisa menjadi jalan. []
Diyan Febriana Citra.