Autopsi Bocah Penjaringan, RS Polri Temukan Luka Akibat Benda Tumpul

JAKARTA — Misteri kematian bocah perempuan berinisial AR (7) yang ditemukan di sebuah kamar indekos di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, terus didalami pihak kepolisian. Hasil pemeriksaan awal tim forensik RS Polri Kramat Jati menunjukkan adanya indikasi kuat bahwa korban mengalami tindak kekerasan sebelum meninggal.
Kepala Bidang Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Ahmad Fauzi, mengungkapkan bahwa autopsi sementara menemukan luka signifikan di bagian kepala dan tubuh korban.
“Ditemukan luka terbuka di puncak kepala dengan resapan darah sampai di tulang kepala. Kemudian pada tulang iga kiri, didapatkan tulang iga yang menonjol,” ujar Fauzi saat memberikan keterangan, Rabu (24/09/2025).
Selain luka tersebut, tim dokter juga menemukan tanda-tanda cedera di leher korban. Jasad AR sendiri telah dalam kondisi membusuk ketika dilakukan pemeriksaan. Meski begitu, penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan.
“Kami melakukan pemeriksaan toksikologi dan pemeriksaan histopatologi yang merupakan SOP,” jelas Fauzi. Hasil pemeriksaan laboratorium lanjutan nantinya akan diserahkan kepada penyidik untuk kepentingan pengungkapan kasus.
Dokter forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes (Purn) Hery Wijatmoko, menambahkan bahwa luka pada tubuh AR diduga akibat hantaman benda tumpul. “Dugaan akibat kekerasan tumpul,” ujarnya singkat.
Sementara itu, jajaran Unit Reskrim Polsek Penjaringan bersama Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara masih melakukan penyelidikan mendalam. Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk warga sekitar lokasi kejadian.
Jasad AR pertama kali ditemukan pada Minggu (21/09/2025) dini hari. Saat itu warga mencium bau busuk menyengat dari salah satu kamar indekos di Jalan Arwana Raya, Kelurahan Pejagalan. Setelah diperiksa, warga mendapati tubuh korban dalam posisi telentang dengan bercak darah di sekitar lokasi. Penemuan tersebut segera dilaporkan ke pihak berwenang.
Kini, polisi berfokus mengumpulkan keterangan tambahan dan menunggu hasil lengkap autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban. Kasus ini menimbulkan keprihatinan masyarakat, terutama karena usia korban yang masih sangat belia.
Hasil investigasi lanjutan diharapkan dapat memberi titik terang serta mengungkap apakah ada pihak yang terlibat dalam tindak kekerasan hingga menyebabkan AR kehilangan nyawa. Pihak kepolisian menegaskan akan menuntaskan penyelidikan demi memastikan keadilan bagi korban. []
Diyan Febriana Citra.