Hualien Dilanda Topan Super Ragasa, 124 Orang Hilang

TAIWAN – Topan Super Ragasa meninggalkan jejak bencana besar di Kabupaten Hualien, Taiwan timur, setelah sebuah danau di pegunungan meluap dan membanjiri pemukiman pada Selasa (23/09/2025). Peristiwa ini mengakibatkan sedikitnya 14 orang meninggal dunia, dan 124 lainnya dilaporkan hilang, menurut laporan Badan Pemadam Kebakaran setempat.
Hujan lebat yang dibawa Topan Ragasa sejak Senin (22/09/2025) memicu tanah longsor, membentuk danau sementara di wilayah pegunungan Hualien. Pada Selasa sore, tanggul alami danau tersebut jebol, mengirimkan arus deras berisi lumpur, batu, dan air ke Kota Guangfu. Dampaknya amat dahsyat, permukiman warga terendam lumpur setinggi hingga satu lantai rumah.
Wang Tse-an, Kepala Desa Dama, yang terdampak parah menyampaikan kesaksian dramatisnya kepada Reuters. “Sekarang kacau. Prioritas utama kami adalah menyelamatkan warga ke tempat penampungan. Pasokan makanan dan logistik belum bisa masuk,” ujarnya. Desa tersebut, yang berpenduduk sekitar 1.000 jiwa, kini nyaris lumpuh total akibat bencana.
Banjir lumpur ini telah memaksa sekitar 5.200 warga atau sekitar 60 persen populasi Guangfu mengungsi. Sebagian mencari perlindungan di lantai atas rumah mereka, sementara yang lain mengungsi ke rumah kerabat atau tempat penampungan darurat. Kondisi ini memperlihatkan besarnya dampak sosial dari bencana alam yang terjadi dalam waktu singkat.
Pemerintah Taiwan memperkirakan danau tersebut menyimpan sekitar 91 juta ton air setara dengan 36.000 kolam renang Olimpiade dan sekitar 60 juta ton air meluap ke kawasan permukiman ketika tanggul jebol. Curah hujan yang mencapai lebih dari 70 sentimeter membuat kawasan timur Taiwan berada dalam kondisi darurat, memicu kerusakan infrastruktur dan memutus jalur logistik ke wilayah terdampak.
Tim penyelamat gabungan dari berbagai daerah segera dikerahkan untuk mencari korban hilang dan mengevakuasi warga. Pemerintah juga menyiagakan bantuan darurat, termasuk pasokan air bersih, makanan, dan perlengkapan medis. Namun akses ke daerah terdampak masih terbatas akibat tertutupnya jalan oleh lumpur dan material longsor.
Topan Ragasa kini menjadi perhatian internasional, tidak hanya karena intensitasnya tetapi juga karena dampak kemanusiaan yang ditimbulkannya. Bencana ini kembali menegaskan pentingnya kesiapsiagaan daerah rawan bencana, perbaikan sistem peringatan dini, serta kolaborasi penanganan cepat untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian. []
Diyan Febriana Citra.