Anwar Tetap Undang Trump ke KTT ASEAN meski Dikecam Mahathir

February 9, 2023, Bangkok, Thailand: Malaysia's Prime Minister Anwar Ibrahim attends a press conference after a meeting with the Thailand's Prime Minister at the Government House in Bangkok. (Credit Image: © Peerapon Boonyakiat/SOPA Images via ZUMA Press Wire
KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan bahwa keputusannya mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur pada 26–28 Oktober 2025 merupakan langkah diplomasi strategis. Keputusan ini tetap dijalankan meski mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad meminta pembatalan undangan tersebut.
Mahathir, melalui pesan video yang dirilis di media sosial pada Sabtu (27/09/2025), mengecam keras langkah pemerintah. Ia menuding Washington terus menjadi penopang utama Israel, baik lewat dana, senjata, maupun bantuan militer. Menurut Mahathir, undangan Anwar justru memberi legitimasi politik kepada Trump, presiden AS yang secara terbuka mendukung dan membiarkan kejahatan terhadap kemanusiaan yang saat ini dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina.
Kritik itu muncul di tengah situasi konflik Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun pascaserangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sementara balasan militer Israel telah merenggut puluhan ribu nyawa warga Palestina dan menyebabkan jutaan orang terusir dari rumah mereka. Gelombang kecaman internasional pun kian meluas. Sejumlah negara, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal, bahkan telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Meski tekanan publik meningkat, Anwar memilih jalur berbeda. Dalam pernyataannya di Sabah pada hari yang sama, ia menegaskan bahwa kehadiran Trump justru dapat dimanfaatkan Malaysia untuk mengangkat isu Palestina dalam forum resmi ASEAN.
“Malaysia telah berterus terang membela Palestina dan Gaza, tetapi di saat yang sama, kami memanfaatkan jalur diplomatik. Kami bebas bersuara karena kami adalah bangsa yang merdeka dan bermartabat. Namun, kami juga harus bijak dalam menjalin persahabatan,” ujarnya, dikutip Bernama.
Menurut Anwar, diplomasi yang strategis lebih efektif daripada sekadar retorika. Ia menekankan bahwa Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun tetap menjalin relasi pragmatis dengan AS demi melindungi kepentingan nasional.
“Ekspor semikonduktor Malaysia ke Amerika Serikat saja mencapai miliaran ringgit. Puluhan ribu warga Malaysia bekerja di sektor ini. Jika kita menolak hubungan secara langsung, rakyatlah yang akan menderita,” kata Anwar menambahkan.
Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Anwar juga menilai kehadiran para pemimpin dunia, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Trump, sebagai pengakuan terhadap peran Malaysia di panggung internasional.
“Beberapa bulan yang lalu, Presiden (Tiongkok) Xi Jinping berkunjung, dan bulan depan Trump akan datang. Hanya sedikit negara kecil yang menerima pengakuan seperti itu. Ini membuktikan dunia menghormati Malaysia,” ujarnya.
Meski begitu, kehadiran Xi di KTT ASEAN masih belum pasti. Laporan Reuters pada akhir Agustus menyebutkan bahwa Xi kemungkinan besar tidak akan hadir, meski delegasi Tiongkok dipastikan tetap berpartisipasi.
Keputusan Anwar menunjukkan pendekatan ganda, tetap vokal membela Palestina, namun sekaligus menjaga keseimbangan diplomasi dengan mitra strategis, termasuk Amerika Serikat. Langkah ini menjadi ujian besar bagi kepemimpinannya, di tengah sorotan publik yang menuntut konsistensi antara prinsip moral dan kepentingan nasional. []
Diyan Febriana Citra