Permukiman Padat di Samarinda Ludes Terbakar Dini Hari

SAMARINDA – Suasana mencekam menyelimuti kawasan Jalan Pangeran Diponegoro, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (02/10/2025) dini hari. Api besar melalap permukiman padat penduduk dan menghanguskan sedikitnya 20 rumah warga. Peristiwa tersebut diduga dipicu korsleting listrik dari salah satu rumah warga.

Kebakaran diketahui terjadi sekitar pukul 04.20 Wita, saat sebagian besar penghuni masih tertidur. Api diduga muncul dari plafon rumah milik Abdullah. “Api awalnya dari atas plafon rumah saya. Saat itu kami sedang tidur, begitu terbangun api sudah membesar. Tidak ada barang yang bisa diselamatkan, semua habis terbakar,” ungkap Abdullah dengan wajah penuh kelelahan.

Mayoritas rumah di kawasan tersebut terbuat dari kayu, membuat si jago merah cepat merembet ke bangunan lain. Suara teriakan warga yang panik bercampur dengan kepulan asap tebal, membuat situasi semakin sulit dikendalikan.

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Samarinda menurunkan 12 unit mobil pemadam dibantu relawan dari lima posko. Namun, proses pemadaman tidak berjalan mudah. Kepala Dinas Damkar Samarinda, Hendra A.H., mengungkapkan beberapa kendala di lapangan.

“Kebakaran ini menghanguskan kurang lebih 20 rumah. Sebagian besar berbahan kayu, meski ada juga rumah beton yang ikut terdampak. Unit yang kami turunkan 12 mobil pemadam ditambah relawan,” ujarnya.

Hendra menjelaskan, akses jalan yang sempit serta posisi rumah yang berdempetan membuat mobil pemadam kesulitan mendekat ke titik api. Selain itu, pasokan air yang terbatas memperlambat proses penanganan. Setelah bekerja keras berjam-jam, api akhirnya bisa dipadamkan menjelang pagi.

Meski tidak ada korban jiwa, dampak sosial akibat kebakaran ini cukup besar. Puluhan keluarga terpaksa kehilangan rumah beserta harta benda mereka. Sejumlah warga juga melaporkan kendaraan bermotor yang ikut terbakar.

“Barang-barang tidak sempat diselamatkan, semua terbakar. Warga hanya bisa menyelamatkan diri masing-masing,” lanjut Abdullah.

Sebagian korban kini mengungsi di rumah kerabat, sementara lainnya ditampung di fasilitas umum terdekat. Hingga Kamis pagi, petugas masih melakukan pendinginan di lokasi agar api tidak kembali menyala.

Aparat kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab kebakaran. Sementara itu, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Pemerintah daerah juga mulai mendata warga terdampak untuk segera memberikan bantuan darurat.

Kebakaran ini menambah panjang daftar insiden kebakaran permukiman di Samarinda yang kerap terjadi akibat kepadatan hunian dan kondisi rumah semi permanen. Peristiwa ini kembali menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan warga serta kesiapan infrastruktur keselamatan di kawasan padat penduduk. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *