Kantor Polisi Diserbu, Unjuk Rasa Gen Z di Maroko Memanas

RABAT – Gelombang unjuk rasa yang digerakkan generasi muda di Maroko terus meluas dan kini memasuki fase yang lebih serius. Di balik tuntutan reformasi pendidikan dan kesehatan, protes tersebut memunculkan bentrokan keras dengan aparat keamanan, hingga menimbulkan korban jiwa.

Aksi protes ini dipelopori oleh kelompok anak muda yang menamakan diri GenZ 212, komunitas yang lahir dari platform Discord. Identitas pendirinya masih misterius, namun gerakan ini dengan cepat menyebar dan menjadi simbol keresahan generasi baru Maroko terhadap masalah sosial yang mereka hadapi sehari-hari.

Kementerian Dalam Negeri Maroko, melalui pernyataannya yang dikutip AFP pada Kamis (02/10/2025), mengumumkan lebih dari 400 orang telah ditangkap dan hampir 300 lainnya mengalami luka-luka dalam rangkaian protes. Bentrokan kerap mewarnai sejumlah kota besar seperti Casablanca, Tangier, dan Tetouan.

Klimaks terjadi pada Rabu (1/10) malam, ketika sekelompok massa dilaporkan mencoba menyerbu sebuah kantor polisi di kawasan Lqliaa, dekat Agadir. Menurut laporan kantor berita resmi MAP yang mengutip pejabat setempat, massa disebut berupaya merampas senjata dinas dan peralatan polisi.

Dalam situasi itu, aparat menembakkan peluru tajam. “Para polisi terpaksa menggunakan senjata dinas mereka, dalam pembelaan diri yang sah, untuk menangkis serangan,” ujar pejabat yang dikutip MAP. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai sejumlah lainnya.

Meski serangan awal berhasil digagalkan, massa dikabarkan kembali dengan membawa senjata tajam. Bentrokan pun tidak terhindarkan, memicu penyelidikan resmi oleh otoritas Maroko terkait penyerbuan tersebut.

Unjuk rasa ini bukan sekadar luapan emosi sesaat. Para demonstran menyerukan tuntutan yang jelas: perbaikan sistem pendidikan, peningkatan layanan kesehatan, pemberantasan korupsi, serta tegaknya kebebasan, martabat, dan keadilan sosial. Sebagian bahkan mendesak Perdana Menteri Aziz Akhannouch untuk mundur.

Meskipun banyak aksi berlangsung damai, laporan dari AFP di kota Sale menyebutkan adanya tindakan anarkis, seperti pembakaran mobil polisi dan perusakan kantor cabang bank.

Kelompok GenZ 212 sendiri menyampaikan penyesalan atas kekerasan yang terjadi. Mereka menegaskan gerakan ini dibentuk sebagai ruang diskusi dan perjuangan damai atas isu-isu penting yang menyentuh kehidupan seluruh warga, termasuk ketimpangan sosial yang masih sangat nyata di Maroko.

Maroko selama ini menghadapi disparitas tajam antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta perbedaan besar antara sektor publik dan swasta. Hal inilah yang menjadi bahan bakar utama keresahan generasi muda, yang kini berani bersuara melalui jalur protes.

Dengan ribuan orang turun ke jalan, gelombang demonstrasi Gen Z menjadi peringatan keras bagi pemerintah bahwa tuntutan reformasi tidak bisa lagi diabaikan. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *