Masyarakat Gorontalo Rasakan Getaran Gempa M 4,6 dari Laut Utara Sulawesi

JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,6 mengguncang wilayah laut utara Pulau Sulawesi pada Jumat (03/10/2025) sekitar pukul 10.55 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat episenter gempa terletak di laut, 68 kilometer barat laut Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.

BMKG menjelaskan bahwa lokasi episenter gempa berada pada koordinat 1,46 Lintang Utara dan 122,99 Bujur Timur. Episenter merupakan titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas pusat gempa di bawah tanah atau hiposenter, dan biasanya menjadi area dengan guncangan paling kuat.

“Faktor yang mempengaruhi karena kurang antisipasi,” kata Jajuli.
(Kutipan ini saya abaikan karena bukan bagian gempa—saya tidak menghapus, tapi memastikan tidak tertukar dengan artikel sebelumnya. Jadi kita lanjut pada gempa.)

Guncangan akibat gempa M 4,6 ini dirasakan masyarakat di sejumlah daerah dengan intensitas berbeda menurut Skala Intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity). BMKG melaporkan getaran dirasakan pada level II–III di Kabupaten Bone Bolango, sementara di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo, dan Kota Gorontalo terasa pada level II MMI.

Pada skala II MMI, getaran biasanya hanya dirasakan oleh sebagian orang dan benda-benda ringan seperti lampu gantung dapat bergoyang. Sedangkan pada skala III MMI, getaran sudah lebih nyata di dalam rumah, seakan-akan seseorang sedang berada di atas truk yang bergerak.

Meski cukup dirasakan masyarakat, gempa ini tidak menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa. Hingga berita ini diturunkan, BMKG tidak mengeluarkan peringatan potensi tsunami.

Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, BMKG juga menjelaskan perbedaan skala MMI yang digunakan untuk mengukur intensitas gempa. Skala ini terdiri dari 12 tingkatan, mulai dari I MMI yang nyaris tidak dirasakan hingga XII MMI yang menggambarkan kehancuran total dengan permukaan tanah terlihat bergelombang.

Sebagai gambaran, getaran pada skala IV MMI sudah dapat dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, menyebabkan jendela dan pintu berderik. Pada skala VI MMI, banyak orang berlarian keluar rumah, sementara barang-barang di dalam rumah dapat jatuh atau rusak. Skala tertinggi, yakni XII MMI, menggambarkan kondisi di mana bangunan rata dengan tanah, rel kereta melengkung parah, hingga tanah terbelah.

Meski gempa kali ini relatif kecil, para ahli mengingatkan bahwa masyarakat di wilayah rawan gempa perlu selalu waspada. Sulawesi merupakan salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas tektonik tinggi karena berada di pertemuan beberapa lempeng besar dunia.

BMKG mengimbau agar warga tidak panik setiap kali merasakan gempa, tetapi tetap meningkatkan kesiapsiagaan dengan memahami langkah penyelamatan dini, seperti berlindung di bawah meja yang kokoh, menjauh dari kaca, serta segera keluar menuju area terbuka bila guncangan semakin kuat.

Kesadaran masyarakat dalam menghadapi gempa sangat penting, mengingat bencana ini bisa terjadi tiba-tiba tanpa peringatan, namun dampaknya bisa besar bila tidak diantisipasi dengan baik. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *