UMKM dan Literasi Finansial Dipacu Pegadaian

SAMARINDA — PT Pegadaian terus menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan berbasis syariah, literasi keuangan, serta investasi emas bagi masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta generasi muda.

Pegadaian hadir bukan sekadar sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga mitra strategis dalam mengedukasi pelaku usaha agar lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Melalui kolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan pelat merah ini aktif mendorong Gerakan Cerdas Keuangan Nasional di berbagai daerah, termasuk di Kalimantan Timur.
“Untuk sektor UMKM, kami memiliki program literasi keuangan yang bekerja sama dengan OJK melalui Gerakan Cerdas Keuangan Nasional,” ujar Sofyan, Credit Risk Support Pegadaian, saat diwawancarai secara resmi di Kantor Pegadaian Cabang Air Putih, Samarinda, Senin (13/10/2025).
Selain edukasi, Pegadaian menyediakan akses permodalan yang mudah bagi pelaku usaha kecil melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Pegadaian juga menyalurkan KUR sebagai modal bagi pelaku usaha yang baru memulai. Untuk kelas awal, limit pinjaman maksimal Rp10 juta,” jelas Sofyan. Bunga pinjaman pun terjangkau dan fleksibel. “Tarif bunganya sangat terjangkau, sebelumnya di kisaran 6 persen dan bisa menyesuaikan kebijakan pemerintah. Bagi yang usahanya berkembang, tersedia juga kelas lanjutan dengan limit hingga Rp50 juta,” tambahnya.
Program ini dikenal sebagai Arrum Express Loan atau KUR Syariah Pegadaian. “Program ini kami sebut Arrum Express Loan atau KUR Syariah Pegadaian,” pungkas Sofyan.
Di tengah tren kenaikan harga emas, Pegadaian Cabang Air Putih Samarinda juga mendorong generasi muda mulai berinvestasi sejak dini melalui tabungan emas dan cicil emas. “Sekarang tren investasi di kalangan muda cukup tinggi, terutama lewat tabungan dan cicil emas di Pegadaian,” ujar Sofyan. Program ini memungkinkan masyarakat membeli emas dengan sistem tabungan mulai dari Rp10 ribu atau mencicil dengan uang muka minimal 15 persen dan tenor hingga 36 bulan. “Harga dikunci di awal, jadi angsuran tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga,” tambahnya.
Pegadaian juga menghadirkan program inovatif lain, seperti arisan emas dan deposito emas digital. “Program arisan emas memungkinkan peserta minimal enam orang untuk bergiliran mendapatkan emas setiap bulan. Sementara untuk deposito emas digital, saldo minimal lima gram dengan bagi hasil sekitar satu persen per tenor. Saldo emas nasabah bisa terus bertambah karena hasilnya dikonversi ke gram,” jelas Sofyan.
Investasi emas dinilai efektif menghadapi inflasi. “Dalam tiga tahun terakhir, harga emas naik signifikan sekitar 30–40 persen. Karena itu, emas menjadi instrumen yang efektif untuk melindungi nilai uang,” ungkapnya. Ia menekankan, “Kalau deposito uang bunganya hanya 3–6 persen, emas bisa naik berkali lipat. Jadi emas bukan untuk spekulasi cepat, tapi untuk investasi jangka panjang.”
Selain itu, Pegadaian aktif meningkatkan literasi keuangan melalui program CSR, kerja sama dengan lembaga pendidikan, serta inisiatif seperti Gade Trainer dan Pegadaian Mengajar. “Pegadaian juga memiliki berbagai kegiatan tanggung jawab sosial atau CSR, salah satunya melalui program bina lingkungan seperti pemberian bantuan ke sekolah dan sektor-sektor yang membutuhkan,” ujarnya. “Kami juga punya program Gade Trainer yang saat ini dijalankan oleh Kanwil Balikpapan. Melalui program ini, Pegadaian membantu pelaku usaha kecil untuk ikut serta dalam kegiatan penjualan di berbagai event,” tambah Sofyan.
“Selain itu, ada juga program Pegadaian Mengajar yang berfokus pada edukasi keuangan bagi pelajar dan pelaku UMKM,” jelasnya. Pegadaian menggandeng universitas dan sekolah, termasuk Universitas Mulawarman dan Poltekkes Samarinda, untuk menanamkan kesadaran keuangan sejak dini. “Dengan tema Mengemaskan Indonesia, kami berharap anak-anak SMA dan mahasiswa bisa melek finansial sejak dini agar tidak terjerat pinjaman online atau praktik rentenir,” pungkas Sofyan.
Dengan beragam program ini, Pegadaian bertekad menjadi motor penggerak ekonomi inklusif, sekaligus membentuk generasi muda yang cerdas finansial, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan ekonomi modern. []
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum