Konten Berujung Petaka, Dua Remaja Tegal Tenggelam di Sungai Gung

JAKARTA — Tren membuat konten ekstrem kembali memakan korban. Dua remaja asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dilaporkan tenggelam setelah nekat melompat ke sungai dari atas jembatan demi kebutuhan konten media sosial. Satu di antaranya ditemukan meninggal dunia, sementara satu lainnya masih dalam pencarian tim SAR.

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (17/10/2025) sore sekitar pukul 17.00 WIB, di atas jembatan Sungai Gung, Desa Kaligayam, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Aksi nekat itu awalnya bertujuan untuk membuat video yang dianggap “seru” untuk diunggah ke media sosial. Namun, petualangan tersebut berubah menjadi tragedi.

Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Budiono, menjelaskan bahwa kedua korban datang bersama tiga teman lainnya. Dari lima remaja tersebut, hanya dua orang yang berani melompat, sementara tiga lainnya bertugas merekam dari tepi sungai.

“Kesaksian rekan korban yang selamat, awalnya mereka lima orang hendak membuat video konten melompat dari jembatan. Dua orang melompat ke sungai, lainnya berada di tepi sambil merekam. Ternyata yang terjun itu belum bisa berenang dan tenggelam,” ujar Budiono, Jumat (17/10/2025) pagi.

Kedua korban diketahui berinisial SWR (16), warga Kecamatan Tegal Barat, dan NQH (16), warga Kecamatan Tegal Timur. Sayangnya, keduanya tidak menguasai kemampuan berenang sehingga langsung terseret arus sungai yang cukup deras.

Setelah dilakukan pencarian sejak malam hingga pagi hari, Humas SAR Semarang, Zulhawary Agustianto, mengonfirmasi bahwa salah satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

“Tim SAR menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 07.00 WIB. Lokasi sekitar 10 meter utara lokasi kejadian. Kemudian korban langsung dibawa ke rumah keluarga. Tim selanjutnya terus melakukan pencarian satu korban lagi yang masih hilang,” jelas Zulhawary.

Sementara pencarian korban kedua masih terus dilakukan dengan bantuan tim gabungan dari Basarnas, BPBD, dan relawan setempat. Proses evakuasi dilakukan dengan menyusuri aliran Sungai Gung menggunakan perahu karet dan alat pendeteksi bawah air.

Kejadian ini menambah daftar panjang tragedi akibat aksi berisiko yang dilakukan demi konten media sosial. Fenomena semacam ini menunjukkan bahwa remaja sering kali tidak mempertimbangkan keselamatan saat mengikuti tren digital tanpa pengawasan orang tua maupun pemahaman risiko di lapangan.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak-anak mereka di media sosial agar tidak terjebak dalam perilaku berbahaya demi popularitas sesaat. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *