764: Dari Forum Online ke Jaringan Eksploitasi Remaja
INGGRIS – Kasus yang menimpa seorang remaja putri di Inggris kembali menyoroti bahaya kelompok daring berbahaya yang menjerat anak muda melalui manipulasi psikologis. Christina, sang ibu, mengungkap bahwa putrinya menjadi korban jaringan 764 — sebuah kelompok ekstrem yang menargetkan remaja melalui forum diskusi mengenai perilaku menyakiti diri sendiri.
Menurut Christina, kelompok tersebut tidak sekadar mendorong tindakan destruktif, tetapi juga mengeksploitasi korban untuk melakukan aktivitas seksual dan bahkan percobaan bunuh diri yang kemudian disiarkan secara daring. “Saya tak kuasa melihat putri saya hancur seperti ini,” ujarnya dengan nada pilu. “Ia memburuk lebih cepat dan lebih parah dibanding orang yang sekarat karena kanker.”
Christina mengaku berjuang keras untuk melepaskan putrinya dari pengaruh kelompok itu, namun rasa takut dan tekanan psikologis yang ditanamkan membuat sang anak sulit lepas. “Saya terus menyuruhnya berhenti berhubungan dengan mereka, tapi saya tidak tahu seberapa dalam rasa takut yang sudah mereka tanamkan,” katanya.
Kini, keduanya perlahan mencoba membangun kembali kehidupan mereka. Christina berharap kisahnya menjadi pelajaran bagi orang tua lain agar lebih waspada terhadap aktivitas anak di dunia maya. “Putri saya berhenti tidur, berhenti makan. Saya merasa ketakutan dan benar-benar sendirian,” tambahnya.
Badan Kejahatan Nasional Inggris (National Crime Agency/NCA) menilai kelompok seperti 764 sebagai ancaman siber paling berbahaya saat ini. Rob Richardson, wakil kepala bidang kejahatan seksual online terhadap anak, menegaskan bahwa kelompok ini kerap menargetkan remaja yang bahkan tidak sadar sedang menjadi korban. “Para korban sering kali tidak menyadari bahwa mereka dieksploitasi. Ini yang membuat penanganannya sangat sulit,” ujarnya.
Organisasi sosial seperti Molly Rose Foundation turut memperingatkan lonjakan aktivitas kelompok sejenis yang beroperasi terbuka di berbagai platform digital populer. “Kelompok seperti 764 menjadi wajah baru ancaman bunuh diri dan perilaku melukai diri sendiri di kalangan remaja,” tutur CEO yayasan, Andy Burrows.
Kelompok 764 didirikan pada tahun 2020 oleh remaja Amerika bernama Bradley Cadenhead. Berdasarkan penyelidikan, jaringan ini memiliki kaitan dengan ideologi ekstrem kanan yang bersifat akselerasionis. Salah satu anggotanya, Cameron Finnigan, bahkan memaksa korban melakukan kekerasan terhadap diri sendiri. Setelah ditangkap, Finnigan mengaku kelompoknya “memeras orang berdasarkan kondisi mental dan kerentanan mereka agar bisa dimanfaatkan.”
Finnigan dijatuhi hukuman atas dorongan tindakan bunuh diri dan kepemilikan materi terorisme. Hakim yang memimpin sidang menyebutnya sebagai “sosok berisiko tinggi dan berbahaya bagi masyarakat.” Kepolisian antiteror Inggris memperingatkan bahwa kelompok seperti 764 dapat beroperasi lintas negara dan mempengaruhi anak muda tanpa disadari.
FBI di Amerika Serikat juga telah mengeluarkan peringatan khusus tentang kelompok ini, menyebut mereka menggunakan pemerasan dan ancaman untuk memaksa korban melakukan tindakan ekstrem. Hingga kini, ratusan penyelidikan terhadap jaringan 764 telah dibuka di sedikitnya delapan negara.
Penyidik utama dalam kasus ini, yang diwawancarai BBC melalui podcast Assume Nothing: Creation of a Teenage Satanist, menegaskan bahwa banyak anak muda bergabung dengan kelompok semacam ini karena rasa ingin tahu, namun akhirnya terjebak dalam ideologi berbahaya. “Awalnya mereka hanya menganggapnya permainan, tapi kemudian mereka menjadi bagian dari sistem kekerasan itu sendiri,” ujarnya.
Fenomena 764 menunjukkan betapa rapuhnya generasi muda di tengah dunia digital yang semakin sulit dikendalikan. Kesadaran, pendampingan, dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak menjadi tameng utama untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali. []
Siti Sholehah.
