Sekda Kalbar Ajak Masyarakat Peduli Deteksi Dini Kanker
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Sekda Kalbar), dr. H. Harisson, M.Kes membuka Workshop dan Simposium bertajuk “West Borneo Oncology Update: From Early Detection To A Multidisciplinary Team Approach” digelar di Hotel Mercure Pontianak, Minggu 2 November 2025.
PONTIANAK, PRUDENSI.COM-Sekda Kalbar, dr. H. Harisson, M.Kes menghadiri Workshop dan Simposium bertajuk “West Borneo Oncology Update: From Early Detection To A Multidisciplinary Team Approach” digelar di Hotel Mercure Pontianak, Minggu 2 November 2025.
H. Harisson mengatakan, tema ini terasa sangat tepat, tidak hanya menegaskan pentingnya deteksi dini kanker, tetapi juga mengajak kita bekerja bersama lintas profesi dan disiplin ilmu. Dalam urusan kesehatan, tidak ada yang bisa berjalan sendiri.
Menurutnya, kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), terdapat 9,6 juta kematian akibat kanker setiap tahun, dan sebagian besar kasus sebenarnya dapat dicegah atau dideteksi lebih awal.
“Di Indonesia, menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2022, tercatat lebih dari 400 ribu kasus baru kanker setiap tahun, dengan sekitar 240 ribu kematian. Pada perempuan, jenis kanker terbanyak adalah kanker payudara dan kanker leher rahim, sedangkan pada laki-laki didominasi kanker paru dan kolorektal,”ujar H. Harisson didepan peserta simposium.
Sementara H. Harisson menyebut bahwa di Kalimantan Barat, berdasarkan data SIRS Online Tahun 2023, neoplasma ganas payudara menjadi kasus terbanyak dengan 480 penderita, disusul kanker serviks sebanyak 178 kasus.
“Dari sisi pembiayaan, kanker merupakan penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi kedua setelah jantung, menurut data BPJS Kesehatan, untuk itu penting meningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker melalui edukasi dan pemeriksaan dini.” tambahnya.
Pemerintah pusat, lanjut H. Harisson, telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2023–2030, yang melibatkan tenaga medis, akademisi, organisasi masyarakat, hingga sektor swasta.
“Kita di daerah menjadi bagian penting dari gerakan besar ini. Mari kita berjalan bersama dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker di Kalbar. Saya yakin, masa depan tanpa rasa takut terhadap kanker bisa kita wujudkan,” pungkasnya.(rac)
