Candaan Pandji Soal Adat Toraja Picu Reaksi Keras

Komika dan artis peran Pandji Pragiwaksono berpose usai wawancara promo tur dunia ketiganya yaitu Pragiwaksono Stand Up World Tour 2018 di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (22/05/2018). Pandji akan memulai tur dunianya di Manila, Filipina pada 28 Juli mendatang, kemudian ke kota Shanghai dan Guangzhou di Cina, Dusseldorf dan Nuremberg di Jerman, Amsterdam di Belanda.

JAKARTA — Candaan komika Pandji Pragiwaksono yang menyinggung adat Rambu Solo, upacara pemakaman khas Toraja, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Materi stand up comedy yang menyinggung soal pesta kematian dan kondisi ekonomi masyarakat Toraja dianggap melukai nilai budaya dan spiritual yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Anggota Komisi I DPR RI, Frederik Kalalembang, menjadi salah satu pihak yang menyoroti viralnya potongan video tersebut. Menurutnya, ucapan Pandji tidak hanya bisa menyinggung masyarakat Toraja, tetapi juga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap adat istiadat yang sakral.

“Kalau benar video tersebut, sangat disayangkan karena bisa merembet ke mana-mana. Apalagi dijadikan guyonan atau olok-olokan. Kita tunggu saja keterangan resmi dari yang bersangkutan,” ujar Frederik, Senin (03/11/2025).

Frederik yang merupakan wakil rakyat asal Sulawesi Selatan III menegaskan bahwa tidak ada masyarakat Toraja yang menjadi miskin karena menjalankan upacara adat. Ia bahkan berencana mengundang Pandji untuk memberikan klarifikasi secara terbuka.

“Rencananya saya akan mengundang yang bersangkutan untuk klarifikasi apa sebenarnya yang dimaksud, supaya tidak salah penafsiran bagi orang yang awam. Tidak ada orang Toraja menjadi miskin karena menghargai leluhurnya dan memegang teguh adat,” tegasnya.

Menurutnya, prosesi Rambu Solo bukan tentang kemewahan, melainkan simbol penghormatan, kasih, dan ikatan spiritual antara yang hidup dan leluhur.

“Kami tidak ingin melepas orang tua kami dengan tergesa-gesa. Semua dilakukan dengan hormat dan kasih. Bagi kami, menghormati leluhur bukan beban, tapi kehormatan,” ucap Frederik.

Ia juga menilai, dalam konteks masyarakat multikultural seperti Indonesia, figur publik semestinya berhati-hati dalam menyampaikan pandangan mengenai adat dan budaya.

“Setiap budaya memiliki makna yang dalam. Hendaknya kita berhati-hati dalam menafsirkan, apalagi menjadikannya bahan pembicaraan di ruang publik. Mari kita saling memahami, karena di balik adat, selalu ada nilai kemanusiaan yang luhur,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, turut mengecam materi komedi tersebut. Ia menilai seorang publik figur seperti Pandji seharusnya bisa lebih bijak dalam memilih topik yang bersinggungan dengan tradisi etnis tertentu.

“Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon,” kata Amson.

Menurutnya, ada dua bagian dalam materi Pandji yang paling menyinggung masyarakat Toraja, yakni pernyataan bahwa warga jatuh miskin akibat pesta adat, serta anggapan bahwa jenazah keluarga disimpan di ruang tamu.

“Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung,” ujarnya tegas.

Dalam video yang viral, Pandji menyebut:

“Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya… Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu.”

Candaan itu disambut tawa penonton, namun bagi masyarakat Toraja, ucapan tersebut dianggap merendahkan nilai budaya dan spiritual. Kini, publik menantikan klarifikasi resmi dari Pandji, sekaligus refleksi lebih luas tentang batas etika dalam komedi ketika menyentuh ranah adat dan kepercayaan masyarakat Indonesia. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *