Pangeran Andrew Dicabut Gelarnya, Trump Tunjukkan Simpati

WASHINGTON DC – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, angkat bicara mengenai keputusan Raja Charles III yang mencabut gelar pangeran dari adiknya, Pangeran Andrew, akibat keterkaitannya dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama mendiang Jeffrey Epstein. Trump menilai peristiwa itu mencerminkan situasi yang menyedihkan bagi keluarga Kerajaan Inggris.

Dalam keterangannya seperti dikutip Reuters, Senin (03/11/2025), Trump menyebut langkah Raja Charles sebagai sesuatu yang berat namun menggambarkan kondisi sulit yang tengah melanda monarki Inggris.
“Ini adalah hal yang buruk yang terjadi pada keluarga ini,” ujar Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS, Air Force One, pada Minggu (02/11/2025) waktu setempat.
“Itu merupakan situasi yang tragis dan itu sangat buruk. Maksud saya, saya merasa kasihan pada keluarga ini,” lanjutnya.

Pernyataan Trump muncul setelah Istana Buckingham secara resmi mengumumkan pada Kamis (30/10/2025) pekan lalu bahwa Raja Charles telah melucuti seluruh gelar kerajaan Pangeran Andrew (65) serta memintanya meninggalkan kediaman resminya di Windsor. Keputusan ini dianggap sebagai langkah tegas kerajaan untuk menjaga jarak dari kontroversi yang melibatkan Epstein, sosok yang dikenal sebagai pemodal kaya dan pelaku kejahatan seksual.

Langkah tersebut menjadi salah satu keputusan paling drastis yang pernah diambil terhadap anggota keluarga kerajaan dalam sejarah Inggris modern. Meski menuai simpati dari sebagian publik, keputusan ini juga memicu perdebatan tentang citra dan tanggung jawab moral keluarga kerajaan di tengah tuntutan transparansi publik.

Menariknya, Trump sendiri tidak sepenuhnya lepas dari bayang-bayang skandal Epstein. Sebagai tokoh yang pernah mengenal Epstein secara sosial di masa lalu, Trump beberapa kali menghadapi tekanan politik, terutama dari Partai Demokrat dan sejumlah anggota Partai Republik, agar membuka arsip pemerintah terkait hubungan Epstein dengan kalangan elite AS.

Walau mengakui pernah mengenal Epstein “bertahun-tahun lalu,” Trump menegaskan bahwa dirinya telah berselisih dengan Epstein jauh sebelum pria itu meninggal di penjara pada 2019, ketika tengah menunggu persidangan atas tuduhan kekerasan seksual terhadap remaja.

Kasus Epstein sendiri mencuat kembali setelah ratusan perempuan melapor telah menjadi korban pelecehan. Pada September lalu, sejumlah politisi Demokrat mempublikasikan surat yang diduga ditulis Trump untuk Epstein dua dekade lalu, berisi ucapan ulang tahun yang hangat. Namun Gedung Putih membantah keaslian surat itu, menyebutnya sebagai upaya politik untuk mengguncang reputasi Trump.

Pernyataan simpati Trump terhadap Raja Charles dan keluarganya menandai sisi diplomatis mantan presiden tersebut dalam menanggapi isu yang menyita perhatian dunia. Di tengah skandal dan tekanan publik, pernyataan itu juga dianggap sebagai refleksi atas hubungan panjang antara politik, kekuasaan, dan moralitas dalam dua sistem monarki dan republik yang berbeda. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *