13 Anggota Kartel Tewas dalam Baku Tembak di Sinaloa
JAKARTA — Ketegangan di negara bagian Sinaloa, Meksiko, kembali meningkat setelah terjadi baku tembak sengit antara aparat kepolisian dan kelompok bersenjata yang diduga bagian dari jaringan kartel narkoba. Sedikitnya 13 tersangka tewas dalam peristiwa tersebut, sementara empat orang lainnya berhasil diamankan hidup-hidup oleh otoritas setempat.
Bentrokan berdarah itu terjadi di wilayah Guasave, salah satu kotamadya di negara bagian Sinaloa yang dikenal sebagai basis operasi sejumlah kartel narkoba besar. Menteri Keamanan Meksiko, Omar Garcia Harfuch, menyampaikan bahwa sembilan orang yang sempat disandera oleh kelompok kriminal tersebut juga berhasil dibebaskan setelah aksi tembak-menembak berlangsung.
“Empat tersangka lainnya ditangkap dalam insiden itu. Sembilan orang yang diculik oleh geng narkoba tersebut dibebaskan setelah baku tembak di Guasave,” ujar Garcia Harfuch melalui unggahan di media sosialnya, dikutip dari kantor berita AFP, Selasa (04/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa insiden bermula ketika sekelompok polisi tengah melakukan patroli rutin pada Senin (03/11/2025) waktu setempat. Namun, mereka mendadak diserang oleh sekelompok orang bersenjata yang bersembunyi di bawah jembatan. Serangan itu dibalas aparat dengan tembakan balasan, memicu kontak senjata yang berlangsung cukup lama.
“Para polisi yang sedang berpatroli diserang oleh orang-orang bersenjata yang bersembunyi di bawah jembatan. Para polisi pun merespons dengan melepas tembakan,” kata Garcia Harfuch.
Usai pertempuran berakhir, aparat berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa tujuh kendaraan, beberapa senjata otomatis berkekuatan tinggi, serta perlengkapan taktis milik para pelaku. Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa kelompok bersenjata itu merupakan bagian dari salah satu faksi kartel besar di kawasan tersebut.
Selama lebih dari satu tahun terakhir, Sinaloa terus dilanda kekerasan akibat perebutan kekuasaan antar faksi dalam jaringan kartel narkoba setempat. Konflik internal itu telah menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan banyak warga sipil menjadi korban.
Menurut laporan otoritas Meksiko, kekerasan di wilayah itu telah merenggut sedikitnya 1.700 nyawa, termasuk 57 anak di bawah umur, serta membuat hampir 2.000 orang dilaporkan hilang.
Pertikaian ini disebut bermula setelah penangkapan Ismael “El Mayo” Zambada — tokoh legendaris dan salah satu pemimpin utama Kartel Sinaloa. Ia ditangkap dan diekstradisi ke Amerika Serikat pada Juli 2024, setelah dikhianati oleh putra mantan sekutunya, Joaquin “El Chapo” Guzman.
Penangkapan “El Mayo” disebut memperdalam perpecahan dalam tubuh kartel, dengan sejumlah kelompok kini saling berebut kendali atas jaringan perdagangan narkoba internasional yang bernilai miliaran dolar. Pemerintah Meksiko berkomitmen melanjutkan operasi militer dan kepolisian di kawasan itu untuk menekan dominasi kartel serta mengembalikan stabilitas keamanan di Sinaloa. []
Siti Sholehah.
