Provokasi Korut Sambut Kunjungan Menhan AS ke Korsel
                SEOUL — Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat setelah Korea Utara (Korut) menembakkan sejumlah roket artileri ke Laut Kuning. Aksi provokatif ini terjadi bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, ke Korea Selatan (Korsel).
Menurut laporan Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (JCS), Pyongyang meluncurkan sekitar 10 roket artileri pada Sabtu (01/11/2025) dan Senin (03/11/2025) waktu setempat. Peluncuran pertama dilakukan sekitar pukul 15.00, sementara rentetan berikutnya ditembakkan sekitar pukul 16.00, hanya satu jam sebelum Hegseth tiba di wilayah perbatasan kedua negara.
Dalam pernyataannya, JCS menyebut bahwa pihaknya “mendeteksi sekitar 10 roket artileri yang ditembakkan ke bagian utara Laut Barat”, sebutan Korea Selatan untuk Laut Kuning. “Detail proyektil tersebut sedang dianalisis secara cermat saat ini oleh otoritas intelijen Korea Selatan dan AS,” lanjut pernyataan itu.
Insiden serupa juga terjadi beberapa menit sebelum Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung melakukan pertemuan diplomatik dengan Presiden China Xi Jinping pekan lalu. Korelasi waktu antara peluncuran artileri dengan agenda penting para pemimpin dunia dinilai oleh sejumlah pengamat sebagai bentuk tekanan simbolik dari Pyongyang terhadap kedua negara sekutu, Seoul dan Washington.
Kunjungan Hegseth sendiri merupakan yang pertama dilakukan oleh seorang Menteri Pertahanan AS ke perbatasan Korea dalam delapan tahun terakhir. Ia mengunjungi Panmunjom, desa gencatan senjata yang menjadi simbol pembagian semenanjung, serta Pos Pengamatan Ouellette yang berhadapan langsung dengan Zona Demiliterisasi (DMZ).
Melalui kunjungan tersebut, Hegseth menegaskan kembali komitmen militer AS dalam menjaga keamanan di kawasan. “Hegseth dan Menhan Korsel Ahn Gyu Back menegaskan kembali postur pertahanan gabungan yang kuat dan kerja sama yang erat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam pernyataannya.
Langkah Hegseth ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump sebelumnya menawarkan pertemuan baru kepada pemimpin Korut, Kim Jong Un, selama tur Asia pekan lalu. Namun, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Pyongyang. Meski demikian, Trump disebut masih terbuka untuk melanjutkan dialog di masa mendatang.
Analis militer menilai peluncuran roket kali ini bukan sekadar uji coba teknis, melainkan pesan politik yang menunjukkan bahwa Korut tetap mempertahankan posisinya sebagai pihak yang tidak ingin diabaikan dalam dinamika regional. Dengan menembakkan artileri di tengah kunjungan pejabat tinggi AS, Pyongyang seolah menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk tekanan diplomatik maupun latihan militer gabungan yang dilakukan sekutu. []
Siti Sholehah.
