Wali Kota Muslim Pertama New York Menang, Trump Melontarkan Ujaran Panas
JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menimbulkan kontroversi setelah melontarkan pernyataan bernada keras terhadap komunitas Yahudi yang memilih Zohran Mamdani dalam pemilihan wali kota New York. Melalui unggahannya di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menyebut para pemilih Yahudi yang mendukung Mamdani sebagai “orang bodoh”.
“Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang yang terbukti dan mengaku sebagai PEMBENCI YAHUDI, adalah orang bodoh!!!!” tulis Trump, dikutip kantor berita AFP, Rabu (05/11/2025).
Sebelumnya, pada hari Senin (03/11/2025), Trump secara terbuka menyerukan warga New York untuk memilih Andrew Cuomo, mantan Gubernur New York yang menjadi rival utama Mamdani dalam pemilihan. Trump bahkan mengancam akan menahan penyaluran dana federal ke Kota New York jika Mamdani keluar sebagai pemenang dalam pemungutan suara yang digelar Selasa (04/11/2025) waktu setempat.
Meski demikian, hasil penghitungan suara menunjukkan arah yang berlawanan dengan harapan Trump. Berdasarkan quick count dan proyeksi resmi yang dilakukan Associated Press, Mamdani berhasil meraih kemenangan telak dengan 50,4 persen suara, mengungguli Cuomo yang memperoleh 41,6 persen, dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa dengan 7,1 persen.
Dengan hasil tersebut, Zohran Mamdani resmi dinyatakan sebagai Wali Kota New York terpilih, menggantikan Eric Adams. Kemenangan ini sekaligus menorehkan sejarah baru: Mamdani menjadi Wali Kota Muslim pertama dalam sejarah New York, Wali Kota pertama keturunan Asia Selatan, dan Wali Kota pertama yang lahir di Afrika.
Mamdani, yang kini berusia 34 tahun, juga mencatatkan dirinya sebagai Wali Kota termuda New York dalam lebih dari satu abad terakhir. Ia dijadwalkan dilantik pada 1 Januari tahun depan.
Sementara itu, pernyataan Trump memicu kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari kelompok Yahudi progresif di Amerika Serikat yang menilai ucapannya berpotensi menebar kebencian dan memperdalam polarisasi politik.
Di sisi lain, Mamdani dikenal sebagai politisi progresif dari Partai Demokrat yang sering menyuarakan kritik terhadap kebijakan luar negeri AS dan dukungannya terhadap pemerintah Israel. Meski begitu, ia telah berulang kali menegaskan bahwa kritiknya ditujukan pada kebijakan, bukan pada identitas agama, dan menolak keras tuduhan anti-Semitisme yang dilayangkan kepadanya oleh Partai Republik.
Kemenangan Mamdani dinilai sebagai sinyal kuat meningkatnya pengaruh kelompok progresif di tengah dinamika politik New York. Ia berjanji akan membawa visi kota yang lebih inklusif, menekan biaya hidup, dan memperluas akses perumahan bagi kelas pekerja. []
Siti Sholehah.
