Rudal Israel Hantam Lebanon, Satu Orang Tewas
JAKARTA — Ketegangan antara Israel dan Lebanon kembali meningkat setelah militer Israel melancarkan serangan udara terbaru ke wilayah selatan Lebanon pada Rabu (05/11/2025). Serangan itu menewaskan satu orang yang disebut Israel sebagai anggota pasukan elite Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran.
Dikutip dari AFP, Kamis (06/11/2025), Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya. Otoritas setempat menyebut rudal menghantam sebuah kendaraan di daerah Burj Rahal, dekat kota Tyre, di Lebanon selatan.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, serangan itu terjadi di dekat sebuah sekolah, yang menimbulkan “kepanikan dan teror” di antara para siswa. Ledakan keras yang terjadi di siang hari menyebabkan kepanikan warga dan membuat aktivitas belajar di sekolah tersebut terhenti sementara.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menargetkan Hussein Jaber Dib, yang mereka klaim sebagai anggota Pasukan Radwan, unit elite militer Hizbullah. Israel menuding Hussein terlibat dalam operasi militer lintas batas yang mengancam keamanan wilayah utara Israel.
“Serangan udara Israel di Lebanon selatan menewaskan satu orang dan melukai satu orang lainnya pada hari Rabu,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon sebagaimana dilaporkan AFP.
Meski gencatan senjata telah disepakati sejak November 2024, Israel dilaporkan terus melancarkan serangan udara di Lebanon dalam beberapa bulan terakhir. Militer Israel menyebut telah menewaskan sekitar 20 orang yang mereka anggap “melanggar kesepahaman antara Israel dan Lebanon” selama sebulan terakhir.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz pada Minggu (02/11/2025) memperingatkan bahwa negaranya akan mengintensifkan serangan terhadap Hizbullah. Ia menuding kelompok tersebut “bermain api”, sementara ia mengkritik Presiden Lebanon karena dianggap “berlambat-lambat” dalam merespons ancaman di wilayah perbatasan.
Sementara itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun menegaskan kembali seruannya untuk berunding dengan Israel dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut. “Israel belum menentukan posisinya dan terus menyerang,” ujar Aoun pada Selasa (04/11/2025).
Hizbullah, yang telah lama menjadi kekuatan militer non-negara paling berpengaruh di Lebanon, kini disebut dalam posisi melemah akibat tekanan militer Israel dan desakan diplomatik dari Amerika Serikat. Washington dilaporkan terus menekan Beirut agar mengambil langkah konkret untuk melucuti senjata Hizbullah dan menstabilkan situasi keamanan di perbatasan selatan.
Serangan terbaru ini menambah daftar panjang konfrontasi antara Israel dan Hizbullah, menandai kerapuhan perdamaian yang telah dicapai sejak gencatan senjata diberlakukan. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran baru akan pecahnya kembali konflik berskala besar di kawasan Timur Tengah. []
Siti Sholehah.
