Krisis Air Chad Picu Bentrokan Berdarah, 33 Orang Tewas

JAKARTA — Krisis sumber daya air kembali memicu konflik mematikan di Chad, Afrika Tengah. Dua kelompok warga dari provinsi berbeda terlibat bentrokan sengit akibat perebutan satu sumber air, yang menewaskan sedikitnya 33 orang dan melukai sejumlah lainnya.

Dilansir AFP, Kamis (06/11/2025), bentrokan terjadi pada Selasa (04/11/2025) waktu setempat di wilayah barat negara Sahel itu. Pertikaian melibatkan dua komunitas dari provinsi Bahr-El-Gazel dan Hadjer-Lamis, yang berbatasan langsung.

Saluran televisi publik Chad, ONAMA, melaporkan bahwa konflik bermula dari sengketa kepemilikan sebuah sumur air yang diklaim oleh kedua pihak.
“Perselisihan yang meletus akibat sebuah sumur yang diklaim oleh kedua komunitas mengakibatkan 33 kematian dan beberapa orang luka-luka,” ujar seorang penasihat senior pemerintah Chad.

Pemerintah setempat segera mengerahkan aparat keamanan dan satu kontingen tentara ke lokasi untuk meredam situasi. Beberapa pejabat daerah dan menteri juga turun langsung meninjau lokasi bentrokan guna memulihkan ketertiban.

Namun, menurut sumber lokal yang dikutip AFP, ketegangan masih tinggi di lapangan.
“Meskipun ada kehadiran pihak berwenang dan tentara, ketegangan tetap tinggi di lapangan,” ungkap sumber tersebut.

Seorang tokoh politik senior Chad menuturkan bahwa konflik serupa pernah terjadi di wilayah itu pada tahun 1999 dan 2004, yang juga menelan banyak korban jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa perebutan akses terhadap air bukanlah hal baru bagi masyarakat pedesaan Chad.

Negara yang sebagian besar wilayahnya berupa padang pasir dan savana kering ini kerap menghadapi konflik antarkomunitas akibat sumber daya alam yang terbatas. Kekerasan serupa sering terjadi di wilayah pedesaan, di mana warga bergantung pada tanah, air, dan ternak sebagai sumber utama kehidupan.

Pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan kekeringan ekstrem di wilayah Sahel memperparah kompetisi antar komunitas untuk mendapatkan air bersih. Pemerintah Chad disebut tengah berupaya memperluas infrastruktur sumber air, namun akses yang tidak merata terus menjadi sumber konflik laten di berbagai daerah.

Para pengamat menilai, tanpa solusi jangka panjang seperti pembangunan fasilitas air berkelanjutan dan mediasi komunitas, konflik akibat perebutan sumber daya alam akan terus berulang di negara tersebut. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *