Ketegangan Memanas, Korut Kembali Uji Coba Rudal Balistik

PYONGYANG — Korea Utara (Korut) kembali menggelar uji coba rudal balistik pada Jumat (07/11/2025), yang kembali menimbulkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea. Militer Korea Selatan (Korsel) menyebut peluncuran itu dideteksi mengarah ke perairan Laut Timur atau Laut Jepang.

“Korea Utara menembakkan rudal balistik tak teridentifikasi ke arah Laut Timur,” ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (07/11/2025).

Hingga saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai jenis rudal yang diuji coba. Namun, peluncuran tersebut dipandang sebagai langkah provokatif yang terjadi hanya sepekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetujui rencana Korsel untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.

Korsel sebelumnya mengumumkan akan membangun kapal selam di AS dengan memanfaatkan teknologi nuklir buatan Washington. Teknologi ini dikenal sebagai salah satu aset strategis paling sensitif yang dijaga ketat oleh pemerintah AS.

Berbeda dengan kapal selam bertenaga diesel yang perlu muncul ke permukaan untuk mengisi ulang daya, kapal selam bertenaga nuklir dapat beroperasi di bawah air dalam jangka waktu panjang. Langkah ini dinilai sebagai upaya Korsel memperkuat kemampuan militernya menghadapi ancaman Korut yang terus mengembangkan senjata nuklir.

Para pengamat militer menilai, peluncuran rudal terbaru Pyongyang merupakan bentuk respons terhadap penguatan aliansi pertahanan antara Seoul dan Washington. “Korut tampaknya ingin menunjukkan bahwa mereka tidak akan diam menghadapi peningkatan kemampuan militer Korsel,” ujar seorang analis keamanan regional di Seoul.

Kantor kepresidenan Korsel menyatakan bahwa izin dari Washington memang diperlukan karena bahan baku pembuatan kapal selam nuklir termasuk dalam kategori terbatas untuk penggunaan militer.

Sejak kegagalan pertemuan puncak antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Trump pada 2019 lalu, hubungan kedua negara kembali memburuk. Pyongyang bahkan menegaskan statusnya sebagai negara nuklir yang “tidak dapat diubah,” sambil terus melanjutkan program pengembangan senjata strategis.

Beberapa hari sebelumnya, Korut juga menembakkan sejumlah roket artileri ke Laut Kuning saat Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth tengah melakukan kunjungan ke Korsel. Insiden itu terjadi hanya satu jam sebelum Hegseth meninjau area perbatasan kedua negara.

Uji coba rudal jelajah juga dilakukan Pyongyang pekan lalu, yang disebut sebagai “pesan” bagi musuh-musuhnya. Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Korut, Pak Jong Chon, menyebut keberhasilan peluncuran rudal itu sebagai bagian dari upaya memperkuat kekuatan nuklir nasional.

Dengan intensitas peluncuran rudal yang semakin meningkat, para analis memperingatkan risiko eskalasi militer yang dapat mengguncang stabilitas regional. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak AS terkait peluncuran terbaru ini. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *