Catat! Supermoon Terakhir Akan Hiasi Langit Desember Ini
JAKARTA — Setelah kemunculan Supermoon Emas pada 5 November lalu memukau langit malam di berbagai belahan dunia, masyarakat kini bersiap menyambut Supermoon terakhir tahun 2025 yang akan muncul pada awal Desember mendatang. Fenomena ini akan menjadi puncak sekaligus penutup dari rangkaian purnama terbesar tahun ini, yang disebut-sebut sebagai salah satu momen astronomi paling menawan sebelum pergantian tahun.
Menurut keterangan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), fase puncak Supermoon terakhir tahun ini akan terjadi pada Kamis, 4 Desember 2025 pukul 23.14 UTC, atau Jumat, 5 Desember 2025 pukul 06.14 WIB. Di Indonesia, momen ini diperkirakan dapat disaksikan dengan jelas di wilayah yang memiliki kondisi cuaca cerah dan minim polusi cahaya.
Fenomena ini juga dikenal sebagai Full Cold Moon, atau Purnama Musim Dingin, sebagaimana penamaannya di belahan bumi utara. Berdasarkan catatan laman Time and Date, Full Cold Moon menandai berakhirnya siklus empat Supermoon yang terjadi sepanjang tahun 2025, dengan dua peristiwa sebelumnya berlangsung pada Oktober dan November.
Supermoon merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi saat bulan berada pada titik perigee, yaitu jarak terdekatnya dari Bumi dalam orbit elips. Ketika fenomena ini terjadi, bulan akan tampak 7 persen lebih besar dan hingga 15 persen lebih terang dibanding purnama biasa.
Istilah “Supermoon” pertama kali diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979. Awalnya, istilah ini digunakan dalam konteks astrologi untuk menjelaskan purnama yang muncul saat bulan berada dalam jarak 90 persen dari titik terdekatnya ke Bumi. Kini, istilah tersebut diadopsi secara luas oleh kalangan astronomi populer untuk menggambarkan purnama yang tampak lebih besar dan bercahaya kuat.
Waktu terbaik untuk menikmati pesona Supermoon adalah saat bulan baru terbit di cakrawala timur atau menjelang terbenam di barat. Pada momen tersebut, pengaruh atmosfer Bumi membuat bulan tampak berwarna keemasan dan terlihat lebih besar dari biasanya—efek optik yang kerap disebut sebagai moon illusion.
Bagi para pengamat langit, lokasi ideal untuk menyaksikan fenomena ini antara lain daerah dengan cakrawala terbuka dan minim polusi cahaya, seperti pesisir pantai, dataran tinggi, atau kawasan pedesaan. Jika cuaca mendukung, pemandangan bulan besar berwarna keemasan yang perlahan naik di ufuk timur diyakini akan menjadi panorama penutup tahun yang menakjubkan.
NASA mengingatkan bahwa meski Supermoon tampak lebih besar, perbedaannya tidak begitu mencolok bagi mata manusia tanpa alat bantu. Namun, secara visual, keindahannya tetap menjadi daya tarik bagi para pecinta astronomi dan fotografer langit malam.
Dengan terjadinya Supermoon terakhir pada 5 Desember 2025, masyarakat diimbau tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan fenomena alam ini sebelum memasuki tahun baru. Supermoon kali ini bukan hanya sekadar pemandangan indah, tetapi juga pengingat akan keteraturan luar biasa sistem tata surya yang terus memikat perhatian umat manusia sepanjang masa. []
Siti Sholehah.
