Puan Dorong Diplomasi Parlemen Indonesia–Korsel di Forum MIKTA
JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat hubungan strategis dengan Korea Selatan di berbagai bidang, mulai dari investasi hijau hingga kerja sama budaya. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Republik Korea, H.E. Woo Won-shik, di sela Forum Konsultasi Ketua Parlemen MIKTA ke-11 yang digelar di Seoul, Korea Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Puan menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat pemerintah Korea Selatan selama penyelenggaraan forum. “Sejak tiba di Seoul, kami rasakan keramahan Korea yang hangat dan tulus, cermin persahabatan erat antara Indonesia dan Republik Korea,” ujar Puan dalam keterangan tertulis, Rabu (12/11/2025).
MIKTA, yang beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia, dikenal sebagai kelompok negara middle power yang berperan penting dalam mendorong stabilitas global dan dialog antarbangsa. Menurut Puan, forum ini menjadi ruang penting bagi parlemen untuk menghadirkan solusi konkret menghadapi tantangan global.
Ia mengapresiasi tema sidang MIKTA kali ini yang menekankan pentingnya kepemimpinan parlemen yang inklusif di tengah krisis dan polarisasi dunia. “Ini sejalan dengan mandat kita untuk mengembalikan kepercayaan publik, memperkuat efektivitas multilateralisme, dan memastikan parlemen tetap menjadi jangkar demokrasi,” tutur Puan.
Lebih jauh, Puan menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi aktif menghasilkan tindak lanjut nyata dan berdampak langsung bagi masyarakat. “Indonesia siap berkontribusi agar di forum ini menghasilkan tindak lanjut yang konkret, terukur, dan berdampak langsung bagi masyarakat kita,” tambahnya.
Dalam dialog dengan Ketua Majelis Nasional Korea, Puan menyoroti peluang besar kerja sama kedua negara di sektor energi terbarukan dan ekonomi hijau. Ia memuji komitmen Korea Selatan dalam transisi menuju energi bersih serta investasi berkelanjutan.
“Saya mengapresiasi komitmen Republik Korea dalam transisi hijau, dan kami mendorong penguatan kolaborasi di bidang energi terbarukan, khususnya tenaga surya, angin, dan hidrogen,” jelasnya.
Puan juga menyebut implementasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang berlaku sejak Januari 2023 sebagai instrumen penting untuk memperluas kerja sama ekonomi. “Kami berharap lebih banyak proyek dan proposal dapat direalisasikan bersama, agar manfaat IK-CEPA dapat dirasakan lebih luas,” lanjutnya.
Selain sektor ekonomi, Puan menekankan pentingnya kerja sama sosial-budaya dan pendidikan sebagai fondasi hubungan jangka panjang. Ia menilai interaksi lintas budaya dapat mempererat hubungan masyarakat kedua negara, khususnya di kalangan generasi muda.
“Budaya adalah jembatan yang mendekatkan kedua bangsa dan fondasi people-to-people contact yang berkelanjutan,” ujar Puan. Ia juga mendorong pembentukan pusat bahasa Indonesia di Korea dan pusat bahasa Korea di Indonesia, serta memperluas program pertukaran mahasiswa dan dosen.
Di bidang pariwisata, Puan menilai penting adanya kampanye bersama dan peningkatan konektivitas penerbangan langsung agar wisatawan kedua negara dapat lebih mudah saling berkunjung.
“Kami yakin pariwisata adalah penggerak ekonomi kreatif dan sarana mempererat hubungan antarmasyarakat,” tuturnya.
Puan juga menyinggung hasil pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung di sela pertemuan APEC di Gyeongju, yang berkomitmen memperdalam kerja sama perdagangan, investasi, pertahanan, dan keamanan.
“Kami siap menyelaraskan agenda parlemen untuk menerjemahkan kedekatan kedua negara menjadi program bersama yang konkret, inklusif, dan menguntungkan kedua bangsa,” tegas Puan.
Ia menambahkan bahwa DPR RI telah membentuk kembali Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI–Majelis Nasional Republik Korea pada Maret 2025 sebagai upaya memperkuat diplomasi parlemen.
“Kami berharap GKSB ini menjadi poros utama dialog parlemen dan focal point kemitraan kedua parlemen,” ucapnya.
Puan juga menyampaikan dukungan terhadap pencalonan Korea Selatan sebagai Sekretaris Jenderal Inter-Parliamentary Union (IPU), lembaga parlemen dunia. “Kami menantikan gagasan-gagasannya untuk memperkuat inklusivitas dan peran negara-negara Global South dalam IPU,” ujarnya.
Menutup pertemuan, Puan menegaskan pentingnya solidaritas antarparlemen sebagai jembatan diplomasi yang berpihak pada rakyat. “Karena itu, mari kita perkuat solidaritas, saling mendukung di berbagai forum internasional, dan merancang inisiatif nyata yang menjawab harapan masyarakat kedua negara,” pungkasnya. []
Siti Sholehah.
