Kapal Pengangkut Semen Tenggelam di Mahakam, 8 Tewas

KUTAI BARAT – Tragedi kecelakaan kapal kembali mengguncang perairan Sungai Mahakam. Sebuah kapal ponton bermuatan semen yang juga membawa puluhan karyawan perusahaan tenggelam pada Senin malam (10/11/2025). Dalam insiden tersebut, 20 orang berhasil selamat, namun delapan lainnya ditemukan meninggal dunia setelah upaya pencarian dilakukan selama tiga hari.

Peristiwa nahas itu terjadi di wilayah Kampung Linggang Muara Leban, Kecamatan Long Iram, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Menurut keterangan warga setempat, kapal awalnya menepi untuk memuat sejumlah semen yang akan diangkut menuju lokasi perusahaan di Kampung Ujoh Halang. Proses bongkar muat berlangsung tanpa kendala berarti.

Namun insiden terjadi tidak lama setelah kapal kembali bergerak. Baru sekitar 150 meter meninggalkan tepian sungai, ponton tersebut mulai kemasukan air. Para saksi menyebut kondisi kapal tiba-tiba miring sebelum akhirnya tenggelam. Dugaan awal mengarah pada kelebihan muatan, mengingat jumlah semen dan penumpang yang berada di atas kapal.

Informasi itu juga dikuatkan oleh keterangan korban selamat. “Informasi sementara yang kami dapat dari korban selamat, kapal tenggelam diduga karena kelebihan muatan (semen),” ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Balikpapan, Endrow Sasmita, dikutip Jumat (14/11/2025).

Upaya pencarian langsung dilakukan oleh Basarnas bersama unsur gabungan di sepanjang aliran Sungai Mahakam. Pada hari kedua, Selasa (12/11/2025), tujuh jenazah ditemukan. Pencarian korban terakhir berlangsung hingga Kamis malam. “Korban terakhir atau kedelapan telah ditemukan tadi malam sekitar pukul 22.20 Wita dalam kondisi meninggal dunia,” kata Endrow.

Korban kedelapan, bernama Pendy, ditemukan mengapung tidak jauh dari lokasi dugaan titik tenggelam. Tim SAR yang melakukan penyisiran menggunakan rubber boat segera mengevakuasi jenazah dan membawanya ke RS Harapan Insan Sendawar untuk proses identifikasi lanjutan.

Insiden ini kembali menyoroti masalah keselamatan pelayaran di wilayah sungai, terutama kapal-kapal ponton atau kapal barang yang kerap beroperasi dengan muatan besar tanpa sistem pengawasan teknis yang ketat. Sungai Mahakam, yang menjadi jalur utama transportasi warga dan distribusi barang, memang dikenal memiliki arus yang cukup kuat, terutama saat malam hari.

Meski demikian, para penyintas menyatakan bahwa kejadian berlangsung sangat cepat sehingga sebagian penumpang tidak sempat menyelamatkan diri. Beberapa korban ditemukan dalam kondisi mengenakan jaket keselamatan, sementara lainnya diduga tidak sempat mengambil alat pelampung sama sekali.

Hingga kini, pihak Basarnas dan kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap operator kapal untuk memastikan penyebab pasti tenggelamnya ponton tersebut. Evaluasi terkait jumlah muatan, kondisi kapal, serta prosedur keselamatan juga tengah dilakukan.

Adapun identitas delapan korban meninggal telah dirilis oleh pihak berwenang. Mereka adalah:

  1. Marselus Bouk alias Cello (24)

  2. Anci Anwar (50)

  3. Dedy (30)

  4. Yanto (40)

  5. Ilham (27)

  6. Asmanu (55)

  7. Ira (24)

  8. Pendy (30)

Keluarga korban saat ini mendapat pendampingan dari pihak kampung dan perusahaan terkait. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *