Serangan Masif Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina
JAKARTA – Ketegangan perang Rusia-Ukraina kembali memuncak setelah Moskow melancarkan serangan udara besar-besaran ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Jumat (14/11/2025) dini hari waktu setempat. Serangan ini disebut sebagai salah satu yang paling masif dalam beberapa bulan terakhir dan memicu kepanikan warga di hampir seluruh distrik kota.
Wali Kota Kyiv, Vitaly Klitschko, mengonfirmasi luasnya area terdampak dalam serangan yang dilakukan berulang kali oleh Rusia sejak invasi penuh dimulai pada 2022. Ia menyebut Kyiv digempur secara “masif”, dengan pasukan pertahanan udara Ukraina berusaha menahan rentetan rudal dan drone yang diarahkan ke infrastruktur penting. Mykola Kalashnyk, kepala administrasi militer regional Kyiv, mengatakan serangan itu menyasar berbagai fasilitas vital, termasuk energi, jaringan pemanas, transportasi, dan bangunan permukiman. Pernyataan ini disampaikan kepada kantor berita AFP.
Serangan tersebut menimbulkan korban jiwa. Satu orang dilaporkan tewas, sementara setidaknya 15 orang lainnya luka-luka. Layanan darurat Ukraina menyebut, “lebih dari 40 orang telah diselamatkan” dari titik kebakaran dan bangunan rusak di berbagai penjuru kota. Klitschko menambahkan bahwa kebakaran atau kerusakan terjadi di delapan dari 10 distrik Kyiv, dengan tim medis dikerahkan untuk mengevakuasi para korban, termasuk seorang perempuan hamil dan seorang pria dalam “kondisi sangat serius”.
Gangguan layanan publik juga menjadi dampak serius dari serangan dini hari itu. Klitschko menyebut beberapa bagian jaringan pemanas rusak, terutama di distrik Desnyansky, sehingga sejumlah bangunan kehilangan suplai pemanas untuk sementara. Ia juga memperingatkan potensi gangguan listrik dan air bersih akibat kerusakan infrastruktur.
Di tengah eskalasi militer ini, sekutu-sekutu Barat Ukraina meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Pada Rabu sebelumnya, Kanada mengumumkan paket sanksi baru yang menyasar industri energi dan produksi drone Rusia. Sementara itu, para menteri luar negeri G7 menyerukan gencatan senjata segera sembari menegaskan dukungan “tak tergoyahkan” terhadap integritas teritorial Ukraina. Komisi Eropa bahkan mempertimbangkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk menopang anggaran dan kebutuhan militer Ukraina hingga dua tahun ke depan.
Eskalasi konflik tak hanya terjadi di Kyiv. Di Rusia, serangan drone yang diduga dilakukan Ukraina memicu insiden serius di wilayah Krasnodar. Gubernur Krasnodar, Veniamin Kondratyev, mengatakan tiga awak kapal mengalami luka-luka dan sedang mendapatkan perawatan medis. Serpihan drone juga merusak sejumlah apartemen di wilayah pesisir, terutama di kota pelabuhan Novorossiysk, jalur strategis ekspor minyak Rusia.
Selain itu, serangan yang sama menyebabkan kebakaran di depot minyak di terminal Sheskharis. “Novorossiysk adalah yang paling menderita,” kata Kondratyev melalui akun X. Lebih dari 170 personel dan 50 unit peralatan dikerahkan untuk memadamkan api dan membantu warga. Kebakaran akhirnya berhasil dikendalikan, meski beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan cukup signifikan.
Meski laporan ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, rangkaian serangan drone dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa infrastruktur minyak Rusia terus menjadi target utama Ukraina. Pelabuhan di Laut Baltik dan Laut Hitam, pipa strategis, hingga kilang minyak berkali-kali mengalami gangguan akibat perang yang kini memasuki fase baru yang lebih agresif. []
Siti Sholehah.
