Driver Maxim Keluhkan Order Fiktif dan Sistem Pembagian Order

SAMARINDA – Tantangan yang dialami para pengemudi ojek online terus menjadi sorotan publik, termasuk bagi mitra Maxim di Samarinda. Pada Senin, (17/11/2025), Julio Zacharias Ramli, salah satu driver aktif Maxim Samarinda, memaparkan langsung pengalamannya selama bekerja sebagai pengemudi transportasi online, mulai dari alasan memilih profesi ini hingga berbagai kendala yang kerap muncul di lapangan.

Julio bercerita bahwa ia mulai terjun sebagai driver ojek online pada tahun 2022. Keputusan tersebut diambil karena semakin sempitnya peluang pekerjaan saat usianya mendekati 40 tahun. “Saya pertama kali mulai ngojol itu tahun 2022. Waktu itu usia saya sudah mau kepala empat dan makin susah cari kerja, jadi saya memutuskan untuk narik ojol,” ujarnya.

Ia mengakui bahwa pendapatan sebagai driver sering kali tidak dapat dipastikan. Pada hari-hari tertentu, order datang dengan jumlah yang cukup banyak, namun pada waktu lain penghasilan justru jauh dari harapan. “Kalau lagi ramai bisa dapat sekitar dua setengah ratus ribu, tapi kalau sepi ya kadang cuma seratus ribu. Itu pun masih hitungan kotor,” kata Julio.

Julio mengungkapkan bahwa ia lebih memilih fokus mengambil order penumpang dibandingkan layanan pengantaran barang. “Saya dari dulu fokus ambil penumpang saja, tidak pernah ambil barang,” tambahnya.

Selain urusan pendapatan, kendala lain sering datang dari kondisi jalan serta sistem operasional aplikasi. “Permasalahan paling sering itu ya di jalan, dan kadang ada juga kendala dari CS,” ungkapnya.

Ia juga pernah mengalami pengalaman kurang menyenangkan, seperti orderan fiktif dan penumpang yang tidak membayar. “Saya pernah kena orderan fiktif. Pernah juga distop di jalan, harus offline mendadak, sampai ada yang pesan online tapi tidak dibayar,” jelasnya.

Faktor cuaca turut menjadi tantangan tersendiri bagi para pengemudi ojol. “Kendala lainnya paling cuma cuaca. Selain itu, enggak ada lagi,” ujarnya.

Meski demikian, Julio menyampaikan harapan besar agar Maxim dapat melakukan perbaikan pada sistem distribusi order. Ia menilai pembagian order seharusnya lebih merata untuk seluruh pengemudi. “Saya berharap sistem Maxim bisa lebih baik lagi. Orderan itu sebaiknya dibagi merata ke semua driver, jangan seperti dibatasi,” tegasnya. Ia juga mengatakan bahwa pola pembagian order sering kali tidak stabil. “Kadang hari ini ramai, besok sepi. Jadi kayak sistemnya membagi-bagi begitu,” pungkasnya.

Kisah Julio menggambarkan realitas keseharian para pengemudi ojol di Samarinda yang bekerja di tengah ketidakpastian pendapatan, kondisi jalan yang tidak selalu bersahabat, serta tantangan teknis dari sistem aplikasi. Harapan yang ia sampaikan menjadi suara yang mewakili banyak driver lain untuk menciptakan ekosistem transportasi online yang lebih adil dan berkelanjutan. []

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *