Driver Gojek Samarinda Ungkap Realita Pendapatan Ojol
SAMARINDA – Dinamika sektor transportasi online di Kota Samarinda kembali mencuri perhatian setelah sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengungkapkan realitas lapangan yang penuh tantangan. Salah satunya disampaikan oleh Endrikus Hule Koban, driver Gojek Samarinda, saat ditemui di kawasan Jalan Mulawarman pada Senin (17/11/2025).
Endrikus menuturkan bahwa ia baru memulai profesi sebagai ojol pada tahun 2024 dan langsung menjadikannya sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarganya. “Saya mulai jadi ojol tahun lalu, 2024, dan ini pekerjaan utama saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Dalam kesehariannya, pendapatan yang ia peroleh sangat bergantung pada kondisi lalu lintas serta tingkat keramaian pesanan di aplikasi. “Kalau lagi ramai, bersihnya bisa dapat sekitar Rp200 ribu sehari. Tapi kalau sepi biasanya cuma Rp130 ribu,” ujarnya.
Endrikus juga mengaku lebih sering mengambil layanan pengantaran makanan dibanding layanan penumpang. “Saya fokus ambil food delivery saja, tidak ambil penumpang,” jelasnya.
Salah satu tantangan terbesar yang masih sering ia hadapi adalah orderan fiktif. Menurutnya, kasus semacam itu masih terjadi dan cukup menyulitkan pengemudi baru yang belum memahami alur pelaporannya. “Orderan fiktif itu sering. Tapi kalau sudah tahu caranya, bisa dihadapi. Kalau kena, biasanya diganti sama pihak aplikator setelah saya bikin laporan crime order,” tuturnya.
Meski order fiktif menjadi persoalan yang cukup merepotkan, Endrikus menilai bahwa tantangan lain relatif tidak terlalu berat. “Selain itu, tidak ada kendala besar,” katanya.
Ia berharap sistem transportasi online ke depan dapat semakin berpihak kepada para mitra, terutama dalam hal distribusi order yang lebih merata serta perlindungan bagi pengemudi. “Harapan saya semoga sistemnya makin baik dan orderan bisa lebih merata untuk semua driver,” ujarnya.
Endrikus juga berharap persaingan sehat antarplatform tetap terjaga agar para driver ojol di Samarinda mendapatkan peluang pendapatan yang lebih stabil.
Di tengah tingginya mobilitas masyarakat perkotaan, profesi ojol kini menjadi salah satu penopang penting aktivitas warga, mulai dari kebutuhan transportasi harian hingga layanan pesan-antar. Meski tantangan di lapangan masih ada, para driver seperti Endrikus tetap memilih bertahan demi memenuhi kebutuhan keluarga. “Yang penting tetap jalan dan semoga ke depan lebih baik,” pungkasnya. []
Penulis: Rifky Irlika Akbar |Penyunting: Aulia Setyaningrum
