Reaksi Bellingham Tak Goyahkan Rencana Tuchel ke Piala Dunia
JAKARTA – Pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel, memberikan tanggapan tegas namun bernuansa pembinaan kepada Jude Bellingham setelah gelandang muda tersebut menunjukkan ekspresi kecewa ketika ditarik keluar pada menit ke-84 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Albania di Arena Kombetare, Senin (17/11/2025) dini hari. Momen itu menarik perhatian publik karena Bellingham terlihat jelas tidak senang ketika digantikan oleh Morgan Rogers.
Situasi tersebut kemudian menjadi pembahasan luas di media Inggris, terutama mengingat status Bellingham sebagai salah satu pemain kunci sekaligus ikon baru The Three Lions. Namun Tuchel, yang sejak awal menangani Inggris dengan pendekatan yang menekankan kedisiplinan dan kedewasaan pemain, memilih memberikan penjelasan terbuka soal keputusan tersebut.
Seusai pertandingan, Tuchel menegaskan bahwa setiap pemain, termasuk sosok muda penuh talenta seperti Bellingham, harus mampu memahami dinamika pertandingan serta keputusan taktis yang dibuat pelatih. “Itu adalah keputusan, dia harus menerimanya. Pemain seperti dia sangat kompetitif, dia tidak akan menyukai itu,” ujar Thomas Tuchel dikutip dari Skysports.com, Senin (17/11/2025).
Pelatih asal Jerman itu juga menekankan bahwa ekspresi emosional yang ditunjukkan Bellingham tidak akan memengaruhi evaluasinya terhadap komposisi skuad yang akan dibawa ke Piala Dunia 2026. Menurut Tuchel, reaksi seperti itu masih wajar, terutama bagi pemain muda yang memiliki karakter ambisius dan keinginan kuat untuk terus berada di lapangan. Sikap tersebut justru dianggap sebagai bentuk hasrat kompetitif yang dapat menjadi modal positif bila dikelola dengan benar.
Di pertandingan melawan Albania, Inggris memastikan kemenangan melalui dua gol Harry Kane pada menit ke-74 dan 82. Meski laga berlangsung ketat di awal, Inggris tampil lebih dominan pada babak kedua dan mampu mengamankan tiga poin penuh.
Kemenangan ini semakin mempertegas catatan impresif The Three Lions sepanjang fase kualifikasi. Inggris telah memastikan tiket ke putaran final sejak Oktober setelah mengumpulkan 24 poin dari delapan laga sempurna—mencetak 22 gol dan tidak kebobolan satu pun. Konsistensi tersebut menjadikan Inggris salah satu tim dengan penampilan paling stabil di zona Eropa.
Sementara itu, meski kalah, Albania tetap berhasil menjaga posisi mereka di peringkat kedua klasemen grup. Dengan torehan 14 poin, Albania dipastikan melaju ke babak play-off dan unggul tipis satu poin dari Serbia. Pencapaian itu menjadi yang terbaik bagi Albania dalam beberapa edisi kualifikasi terakhir, sekaligus membuka peluang untuk mencatat sejarah baru di pentas dunia.
Dengan situasi terkini, Inggris memasuki masa persiapan menuju Piala Dunia dengan optimisme tinggi, sementara Tuchel menegaskan bahwa pembinaan mental pemain tetap menjadi bagian penting dari strategi tim nasional. Kasus Bellingham menjadi contoh bagaimana dinamika internal tim tetap harus dijaga demi menjaga harmoni menjelang turnamen besar. []
Siti Sholehah.
