One Piece Menjadi Bahasa Protes Generasi Muda

JAKARTA – Fenomena penggunaan simbol budaya populer kembali mewarnai aksi protes global setelah manga One Piece muncul secara mencolok dalam demonstrasi besar yang digelar di Mexico City, Sabtu (15/11/2025). Dalam aksi yang diikuti ribuan warga itu, bendera bertema bajak laut—terutama ikon tengkorak bertopi jerami yang identik dengan kru Topi Jerami—terlihat berkibar di berbagai sudut kerumunan demonstran.

Keterlibatan One Piece dalam dinamika sosial politik bukanlah hal baru, namun kemunculannya kali ini menegaskan bagaimana generasi Z menjadikan budaya pop sebagai simbol solidaritas dan perlawanan. Para demonstran muda di Meksiko memanfaatkan tokoh dan simbol dalam budaya populer untuk menyampaikan pesan kritik, nilai yang dipercaya, sekaligus bentuk ekspresi kolektif terhadap situasi negara mereka.

Menurut laporan Al Jazeera, bendera bajak laut bertopi jerami kini menjadi salah satu simbol paling mudah dikenali dalam berbagai unjuk rasa generasi Z di sejumlah negara. Keberadaannya semakin menonjol setelah rangkaian protes di Nepal beberapa waktu sebelumnya berhasil mendesak pemerintah mundur hanya dalam 48 jam menyusul kebijakan kontroversial mengenai larangan penggunaan media sosial.

Aksi di Meksiko sendiri berangkat dari keresahan mendalam terhadap berbagai persoalan yang belum terselesaikan, mulai dari meningkatnya tindak kriminal, praktik korupsi yang mengakar, hingga impunitas aparat yang dianggap memperburuk situasi hukum. Media internasional seperti The Guardian, Senin (17/11/2025), menyoroti tingginya angka kekerasan terkait narkoba sebagai salah satu pemicu terbesar kemarahan publik, mengingat puluhan ribu orang menjadi korban setiap tahunnya.

Situasi memuncak ketika sebagian kecil demonstran bertudung mendorong dan merobohkan pagar pengaman di sekitar Istana Nasional, tempat Presiden Claudia Sheinbaum tinggal. “Dalam aksi tersebut, sekelompok kecil demonstran bertudung merobohkan pagar pengaman di sekitar Istana Nasional, tempat Presiden Claudia Sheinbaum tinggal. Tindakan itu memicu bentrokan dengan polisi antihuru-hara yang menembakkan gas air mata,” tulis Al Jazeera.

Sekretaris Keamanan Publik Mexico City, Pablo Vazquez, menyampaikan data bentrokan yang cukup serius. Ia menyebutkan 100 polisi mengalami luka-luka, dengan 40 di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu, sekitar 20 warga sipil turut cedera, sedangkan 20 orang ditangkap dan 20 lainnya dikenai pelanggaran administratif, sebagaimana dicatat Al Jazeera dan Milenio.

Di tengah suasana memanas itu, simbol One Piece kembali mencuri perhatian. Bendera bajak laut Topi Jerami yang diangkat tinggi oleh para demonstran merujuk pada manga karya Eiichiro Oda yang terbit sejak 1997. Cerita tentang Monkey D. Luffy dan kru Topi Jerami yang melawan Pemerintah Dunia dipandang relevan dengan situasi Meksiko, terutama bagi mereka yang menginginkan perubahan dan menolak otoritarianisme.

Di berbagai negara, bendera serupa telah digunakan dalam aksi-aksi protes. Di Asia, simbol tersebut muncul di Indonesia, Filipina, dan Nepal. Bahkan menurut laporan CNN, karakter Luffy dan logo bajak lautnya pernah terlihat di tengah aksi demonstrasi di Paris.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya populer semakin berperan sebagai bahasa protes generasi muda. Pada penutup aksi di Mexico City, lautan bendera bertema One Piece kembali berkibar, menegaskan bahwa simbol dari dunia fiksi kini menjadi metafora kuat bagi perjuangan melawan ketidakadilan di dunia nyata. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *