Trump: Kongres Harus Buka Arsip Epstein
WASHINGTON DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendukung upaya merilis seluruh dokumen terkait Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual yang meninggal di penjara pada 2019. Pernyataan itu dinilai mengejutkan karena menunjukkan perubahan sikap Trump yang sebelumnya cenderung enggan mendukung keterbukaan informasi terkait kasus tersebut.
Melalui unggahannya di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi Partai Republik menolak transparansi atas dokumen itu. “Partai Republik di Kongres harus memberikan suara untuk merilis berkas Epstein, karena kita tidak punya apa pun untuk disembunyikan,” tulis Trump pada Minggu malam (16/11/2025).
Ia bahkan menyebut isu Epstein sering dimanfaatkan pihak tertentu untuk menyudutkan Partai Republik. “Sudah waktunya untuk melupakan rekayasa Demokrat yang dilakukan oleh kaum radikal kiri untuk mengalihkan perhatian dari kesuksesan besar Partai Republik,” tambahnya.
Dorongan Trump ini muncul menjelang pemungutan suara di Kongres pada pekan ini, di mana para legislator AS akan memutuskan apakah berkas penyelidikan federal atas kasus perdagangan seks yang melibatkan Epstein akan dipublikasikan secara menyeluruh. Bila disahkan, Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut akan memaksa Departemen Kehakiman merilis semua dokumen dan komunikasi resmi terkait Epstein.
Hingga kini, belum ada kepastian apakah RUU tersebut akan mendapat dukungan dari Senat. Meski mayoritas anggota Republik di Kongres dikabarkan telah mendukungnya, perubahan sikap Trump diyakini dapat mempengaruhi arah dukungan lebih jauh.
Jeffrey Epstein, seorang finansier kaya raya yang pernah dikenal dekat dengan sejumlah tokoh elit dunia, tewas bunuh diri di penjara federal saat menunggu persidangan atas dakwaan perdagangan seks dan pelecehan anak di bawah umur. Sebelumnya, Epstein pernah dihukum dalam kasus serupa.
Kemunculan kembali dokumen Epstein menjadi perbincangan nasional setelah Komite Pengawasan Kongres merilis ribuan email dan dokumen terkait kasus tersebut. Publikasi tersebut memicu seruan baru untuk membuka semua berkas guna memperkuat transparansi dan mencegah spekulasi.
Dalam salah satu email pada 2019, Epstein menulis kepada seorang jurnalis bahwa Trump “tahu tentang para gadis tersebut.” Gedung Putih menolak klaim itu dan menuduh Partai Demokrat menyebarkan informasi secara selektif demi merusak citra presiden.
Trump sendiri tidak pernah didakwa dalam kasus Epstein, dan para ahli hukum menegaskan bahwa nama seseorang yang muncul dalam dokumen penyelidikan bukan berarti bersalah atau terlibat.
Meski demikian, sebagian pengamat menilai dorongan Trump agar dokumen dipublikasikan bisa menjadi langkah strategis untuk menghindari spekulasi liar menjelang pemilu. Transparansi dianggap bisa meredam kecurigaan publik dan menegaskan posisi Partai Republik terhadap isu hukum dan moral.
Jika dokumen tersebut benar-benar dipublikasikan, kasus Epstein tidak hanya akan kembali menjadi sorotan publik, tetapi juga berpotensi membuka keterlibatan tokoh-tokoh ternama lain yang selama ini belum terungkap. []
Siti Sholehah.
