Nekat Terobos Jalur Bahaya, Pasutri Terkena Awan Panas Semeru
LUMAJANG – Aktivitas erupsi Gunung Semeru kembali memunculkan korban jiwa dan luka. Kali ini, sepasang suami istri asal Kediri mengalami luka bakar setelah diduga terkena paparan awan panas guguran saat melintas di kawasan Jembatan Gladak Perak, Desa Sumberwuluh, Lumajang. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, ketika Semeru tengah meluncurkan awan panas ke arah Besuk Kobokan.
Pasangan suami istri yang identitasnya belum diketahui itu tengah melakukan perjalanan dari arah Malang menuju Lumajang. Mereka diduga nekat menerobos jalur yang sebelumnya telah ditutup aparat dan warga akibat peningkatan aktivitas vulkanik Semeru. Saat melintasi jembatan, awan panas guguran tiba-tiba mengalir melalui aliran sungai di bawah jembatan, sehingga menyambar mereka.
Dilaporkan, keduanya mengalami luka bakar hingga 20 persen. Korban laki-laki mengalami luka melepuh di bagian tangan dan kaki, sementara korban perempuan mengalami luka di area wajah. Warga setempat yang melihat kondisi korban segera mengevakuasi dan membawanya ke Puskesmas terdekat untuk penanganan medis.
Samsul, salah satu warga yang turut membantu evakuasi, mengatakan bahwa sebelumnya wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro sudah diguyur hujan abu dan material vulkanik. Warga pun berinisiatif menutup akses jembatan Gladak Perak untuk mencegah risiko.
“Korban sudah dilarang melintasi jembatan karena ada luncuran awan panas guguran dari erupsi Gunung Semeru, tapi sepertinya nggak dengar atau memaksa,” ujar Samsul.
Ia menegaskan bahwa dari kejauhan awan panas sudah terlihat jelas mengarah ke sungai di bawah jembatan. Warga bahkan sempat meneriaki pasangan tersebut agar berhenti, namun mereka tetap melaju hingga akhirnya terdampak paparan panas.
Jembatan Gladak Perak memang dikenal sebagai jalur penghubung utama antara Lumajang dan Malang. Meski demikian, kawasan ini juga menjadi salah satu daerah rawan terdampak erupsi Semeru karena berada di dekat jalur aliran awan panas atau guguran lava pijar.
Peristiwa ini kembali menjadi pengingat pentingnya kepatuhan warga terhadap imbauan keselamatan, terutama di wilayah yang berdekatan dengan gunung berapi aktif. Petugas dan relawan kebencanaan kerap mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di radius bahaya, terlebih saat Gunung Semeru berstatus Siaga atau Level III.
Saat ini, kedua korban masih menjalani perawatan intensif di fasilitas kesehatan setempat. Aparat gabungan serta tim penanganan bencana terus melakukan pemantauan dan sosialisasi kepada warga, terutama yang tinggal atau melintas di kawasan rawan erupsi. []
Siti Sholehah.
