Jerman Suntik €1 Miliar untuk Selamatkan Hutan Tropis
JAKARTA – Upaya global dalam menyelamatkan hutan tropis kembali mendapat dorongan kuat. Pemerintah Jerman resmi menyatakan komitmennya untuk menyumbang €1 miliar atau setara Rp17 triliun (kurs rata-rata) dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Bantuan ini dialokasikan untuk mendukung pendanaan inisiatif lingkungan internasional bertajuk Tropical Forest Forever Facility (TFFF), program yang digagas Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva mengumumkan komitmen tersebut saat Konferensi Perubahan Iklim PBB COP30 yang digelar di Belem, Rabu (19/11/2025). Ia menegaskan bahwa dukungan Jerman akan memberi efek signifikan bagi upaya mitigasi perubahan iklim melalui perlindungan hutan hujan tropis.
TFFF disebut sebagai mekanisme pendanaan global yang bertujuan memberikan insentif kepada negara-negara yang berhasil menjaga kelestarian hutan tropis, serta menetapkan sanksi kepada pihak yang justru meningkatkan deforestasi. Proses pemantauan akan dilakukan menggunakan teknologi satelit, sehingga transparansi dan akurasi data menjadi faktor utama dalam pelaksanaannya.
“Ini tentang melindungi hutan hujan tropis, paru-paru planet kita,” ujar Menteri Lingkungan Jerman Carsten Schneider dan Menteri Pembangunan Reem Alabali Radovan dalam pernyataan resminya.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memperhitungkan keberlanjutan bagi masyarakat adat dan komunitas tradisional yang tinggal serta menggantungkan hidup pada kawasan hutan. Setidaknya 20% dari total dana yang diterima harus dialokasikan untuk kepentingan kelompok tersebut.
Brasil memperkirakan TFFF mampu menghimpun dana hingga $125 miliar, dengan distribusi sekitar $4 miliar setiap tahun setelah fase awal, hampir tiga kali lebih besar dari pembiayaan hutan internasional saat ini. Hingga 70 negara berkembang dinilai berpotensi menjadi penerima manfaat dana tersebut.
Sejumlah negara telah menyampaikan dukungan finansial. Norwegia menjanjikan sumbangan sebesar $3 miliar selama 10 tahun, sementara Indonesia dan Brasil masing-masing berencana menambah $1 miliar. Negara pendiri TFFF meliputi Brasil, Kolombia, Ghana, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, dan Malaysia. Bank Dunia ditunjuk sebagai wali amanat sementara, dengan pengawasan dari dewan beranggotakan 18 orang, terbagi antara negara pemilik hutan dan negara donor.
Selain dukungan negara, sektor swasta juga diharapkan berperan aktif. Brasil menargetkan kontribusi awal sebesar $25 miliar dari negara-negara kaya, dan tambahan $100 miliar diprediksi berasal dari investasi swasta. Namun, aturan tegas diberlakukan: investasi terkait bahan bakar fosil tidak akan diterima.
Pada peluncuran resmi TFFF awal November lalu, tercatat 53 negara telah menyatakan dukungannya, termasuk 19 negara calon investor. Langkah ini menjadi sinyal bahwa dunia semakin menyadari pentingnya menjaga peran hutan tropis sebagai penyerap karbon, penyeimbang iklim, dan habitat keanekaragaman hayati global. []
Siti Sholehah.
