Renovasi Sekolah Berujung Tembok Ambruk
JAKARTA – Tembok pembatas antara SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, roboh dan menimpa beberapa kendaraan warga serta bagian depan rumah. Insiden terjadi pada Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 17.35 WIB ketika hujan gerimis mengguyur kawasan tersebut.
Menurut pengakuan warga sekitar, penyebab robohnya tembok diduga kuat akibat tekanan tanah dari galian proyek renovasi sekolah yang sedang berlangsung. Terlebih, hujan deras yang mengguyur wilayah itu dua hari sebelumnya memperparah kondisi tanah di balik dinding pembatas.
“Dua hari kemarin kan hujan deras, ditambah lagi ada pengeboran bikin fondasi sekolahan. Jadi, kan tambah padat (tanah galian proyek yang menumpuk di balik tembok), makanya roboh,” ujar Heni (55), warga setempat kepada Antara, Jumat (21/11/2025).
Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat peristiwa tersebut. Namun, empat sepeda motor yang terparkir di dekat lokasi tertimpa reruntuhan dan belum dievakuasi hingga kini. Heni mengatakan, situasi saat kejadian sempat membuat warga panik karena berada di area padat hunian.
“Anak-anak pada mau salat. Untungnya kan ada gang kecil tuh, pada masuk dah tuh dia ke dalam. Alhamdulillah, nggak ada korban, tapi ada motor yang ketimpa. Kalau korban jiwa, alhamdulillah, nggak ada,” kata Heni.
Kepanikan warga terjadi sesaat setelah tembok ambruk. Beberapa warga segera berusaha mengevakuasi diri dan memastikan tidak ada anak-anak atau pejalan kaki yang tertimpa runtuhan.
“Paniklah, pas kita ke luar rumah, ternyata ada tembok sekolah tuh roboh,” tambahnya.
Tembok yang runtuh menutup akses jalan gang yang menjadi jalur utama warga sekitar. Akibatnya, warga harus mengambil jalan memutar untuk beraktivitas. Selain itu, material tembok juga menutup akses menuju dua rumah warga yang bersebelahan dengan lokasi kejadian.
Hasil pemantauan lapangan pada Jumat siang menunjukkan bahwa kabel listrik di sekitar lokasi ikut tertarik ke bawah oleh reruntuhan tembok, membuat kondisinya menggantung rendah hingga setinggi orang dewasa. Petugas mengimbau warga agar tidak mendekati area tersebut karena dikhawatirkan terjadi korsleting atau robohan susulan.
Garis polisi pun telah dipasang di sekitar lokasi untuk mencegah warga melintas. Selain bagian tembok yang runtuh, tembok pembatas lain yang berdiri segaris terlihat miring dan rapuh, memunculkan kekhawatiran akan potensi keruntuhan lanjutan.
Di dalam kawasan sekolah, gundukan tanah galian proyek yang telah berubah menjadi lumpur tampak menggunung hingga mendekati tinggi tembok tiga meter. Aktivitas proyek renovasi masih terus berjalan, dengan kendaraan berat hilir mudik di area pembangunan.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak sekolah segera mengambil langkah antisipatif agar insiden serupa tidak kembali terjadi, mengingat lokasi tersebut berada di lingkungan padat penduduk dan dekat dengan fasilitas pendidikan yang aktif digunakan anak-anak. []
Siti Sholehah.
