Balita di Luwu Tewas Dianiaya Pacar Sang Ibu
LUWU — Peristiwa tragis kembali mengguncang Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, setelah seorang balita berusia dua tahun ditemukan meninggal dunia dengan dugaan kuat menjadi korban penganiayaan. Yang mengejutkan, pelaku penganiayaan disebut merupakan kekasih dari ibu kandung korban. Kasus ini memantik keprihatinan publik dan mendorong aparat kepolisian bertindak cepat mengungkap fakta.
Kasat Reskrim Polres Luwu, Iptu Muhammad Ibnu Robbani, mengonfirmasi bahwa korban meninggal dunia setelah dianiaya dengan benda tumpul. “Korban balita berusia 2 tahun lebih tewas diduga dianiaya menggunakan sapu dan balok kayu. Terduga pelaku merupakan pacar dari ibu korban sendiri,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).
Insiden tersebut terjadi pada Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 21.00 Wita di rumah kontrakan pelaku. Saat itu, sang ibu sedang bekerja dan meninggalkan anaknya dalam pengasuhan pelaku. Situasi yang semula dianggap aman justru berujung malapetaka.
Beberapa waktu setelah kejadian, ibu korban menerima pesan dari pelaku yang menyatakan bahwa anaknya tidak sadarkan diri dan telah dibawa ke Rumah Sakit Hikma Sejahtera Belopa. “Tidak lama setelah itu, ibu korban yang sedang bekerja menerima pesan dari terduga pelaku yang mengabarkan bahwa anaknya pingsan dan segera dibawa ke Rumah Sakit Hikma Sejahtera Belopa,” jelas Ibnu Robbani.
Sesampainya di rumah sakit, sang ibu mendapati putra kecilnya telah meninggal dunia. Kondisi jenazah yang penuh luka memunculkan kecurigaan sehingga ia memutuskan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Hasil pemeriksaan awal semakin menguatkan dugaan penganiayaan. “Dari hasil pemeriksaan awal, terduga pelaku R mengakui telah melakukan kekerasan terhadap korban di rumah kontrakannya menggunakan gagang sapu ijuk dan balok kayu,” tambahnya.
Kasus ini kini ditangani secara intensif oleh Polres Luwu. Aparat memastikan proses hukum akan berjalan sesuai prosedur, termasuk melakukan autopsi dan pemeriksaan psikologis terhadap ibu korban guna mendalami latar belakang kejadian.
Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan duka mendalam, tetapi juga menyoroti isu perlindungan anak, terutama pada lingkungan keluarga dan pengasuhan oleh pihak non-profesional. Pemerhati anak mendesak adanya peningkatan edukasi dan pengawasan terhadap pengasuhan anak, termasuk memastikan keamanan ketika anak dititipkan kepada orang lain.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa kekerasan terhadap anak sering kali terjadi di ruang privat dan melibatkan orang-orang terdekat. Oleh karena itu, penguatan sistem perlindungan anak dan kesadaran masyarakat menjadi sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang. []
Siti Sholehah.
