GratisPol Dinilai Membantu, Tapi Perlu Lebih Merata
SAMARINDA – Program beasiswa GratisPol, yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), kembali menjadi perhatian publik. Meski dinilai memberikan dampak signifikan bagi keberlanjutan pendidikan mahasiswa, sejumlah penerima beasiswa menilai program ini masih menghadapi persoalan pemerataan dan kejelasan informasi teknis.
Salah satu penerima, Wahyu Tri Prayogi, mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman (Unmul), menyampaikan pandangannya saat ditemui di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmul, Sabtu (22/11/2025). Ia menegaskan bahwa beasiswa GratisPol terbukti memberi manfaat besar bagi mahasiswa dan perlu dijalankan secara berkelanjutan.
“Program GratisPol harus terus dijalankan dengan konsisten, karena sudah terbukti sangat membantu mahasiswa,” ujar Wahyu. Ia menambahkan bahwa aspek pemerataan penerima perlu diperbaiki agar seluruh jenjang pendidikan mendapatkan kesempatan setara, terlebih mahasiswa strata satu (S1) yang menjadi dasar pembangunan sumber daya manusia.
Menurut Wahyu, proses pengajuan berkas selama ini berjalan sesuai prosedur. Namun, informasi yang diberikan kepada mahasiswa dinilai belum cukup memadai. Minimnya penjelasan detail mengenai alur seleksi membuat sebagian peserta bingung, terutama pada tahap menunggu pengumuman hasil.
“Kami hanya diberi tahu kapan harus mengunggah berkas, tetapi tidak ada penjelasan detail mengenai timeline prosesnya. Akibatnya, masa tunggu pengumuman terasa membingungkan dan menimbulkan keraguan,” ungkapnya.
Program GratisPol merupakan salah satu upaya Pemprov Kaltim meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemberian bantuan pendidikan untuk jenjang S1 hingga doktoral. Meski demikian, Wahyu menilai distribusi bantuan masih belum sepenuhnya merata.
“Untuk di program magister atau doktoral yang sudah menerima, sedangkan di jenjang S1 masih ada yang belum mendapatkan. Padahal, strata satu adalah dasar yang seharusnya menjadi prioritas,” jelasnya.
Meski terdapat sejumlah catatan kritis, Wahyu tetap memberikan dukungan penuh atas keberlanjutan program tersebut. Ia berharap pemerintah tidak hanya melanjutkan, tetapi juga memperbaiki sistem tata kelola dan mekanisme penyampaian informasi.
“Janji-janji yang pernah diucapkan harus ditepati, supaya kepercayaan terhadap program tetap terjaga. Dengan kejelasan informasi dan proses yang lebih transparan, harapannya beasiswa ini bisa semakin kuat dan berkelanjutan,” tutupnya.
Masukan dari para mahasiswa diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi Pemprov Kaltim agar beasiswa GratisPol semakin inklusif, transparan, serta mampu menjangkau lebih banyak pelajar di berbagai daerah. Dengan perbaikan sistemik, program ini berpotensi menjadi instrumen kunci dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing generasi muda Kalimantan Timur. []
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum
