Kasus Tragis Salah Tangkap di Inggris Terbongkar

JAKARTA – Peter Sullivan, pria berusia 68 tahun asal Inggris, akhirnya menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman penjara selama 38 tahun atas kasus pembunuhan yang tidak pernah ia lakukan. Dalam wawancara pertamanya sejak dibebaskan, Sullivan mengungkapkan betapa beratnya hidup dalam penjara akibat kesalahan hukum, serta menuntut Kepolisian Merseyside meminta maaf secara resmi atas perlakuan yang dialaminya.

Sullivan mengatakan kepada BBC bahwa ia meyakini dirinya “dijebak” sejak awal penyelidikan pada tahun 1986 terkait pembunuhan Diane Sindall, seorang pedagang bunga berusia 21 tahun yang mengalami serangan seksual brutal dan dipukuli hingga tewas di Birkenhead, Wirral, Inggris. Ia juga mengaku mengalami kekerasan fisik dan tekanan mental yang membuatnya terpaksa mengaku bersalah atas kejahatan yang tidak pernah ia lakukan.

“Saya tidak bisa memaafkan mereka atas apa yang mereka lakukan kepada saya, karena hal itu akan terus ada sepanjang sisa hidup saya,” ujar Sullivan. Ia menambahkan bahwa selama puluhan tahun hidupnya di penjara ia telah “kehilangan segalanya”, termasuk kesempatan untuk hidup normal dan berada di sisi keluarganya.

Sullivan yang memiliki kesulitan belajar, tidak mendapatkan pendamping hukum selama tujuh interogasi pertama. Ia merasa sangat ketakutan dan tidak memahami sepenuhnya proses hukum yang sedang dijalani. “Mereka memasukkan sesuatu ke dalam pikiran saya, lalu mereka mengembalikan saya ke sel, lalu saya kembali dan mengatakan apa yang mereka inginkan, tanpa menyadari apa yang saya lakukan saat itu,” katanya.

Lebih jauh, ia juga mengklaim mengalami kekerasan dari petugas kepolisian. “Mereka melemparkan selimut di atas tubuh saya, dan memukuli saya dengan tongkat pemukul, mencoba membuat saya bekerja sama dengan mereka,” tuturnya. “Sungguh sakit, mereka memukuli saya dengan keras.”

Ia menyebut tekanan yang diterimanya bukan hanya fisik, tetapi juga psikologis. Ia dilarang makan dan tidur, dan diancam akan didakwa dengan “35 kasus pemerkosaan lainnya” jika tetap tidak mengaku.

Selama masa tahanannya, Sullivan tidak diperkenankan menghadiri pemakaman ibunya pada tahun 2013 karena lokasi pemakaman berdekatan dengan makam korban. Ia mengingat pesan terakhir sang ibu, “Saya ingin kamu terus memperjuangkan kasus ini karena kamu tidak melakukan kesalahan apa pun.”

Vonisnya akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Banding pada Mei lalu setelah tes DNA terbaru membuktikan bahwa ia bukan pelaku. Dalam momen pembebasannya, ia menangis haru. “Saya berkata, ‘ya, keadilan telah ditegakkan’,” ucapnya.

Meski sudah dibebaskan, penyelidikan terhadap kematian Diane Sindall masih dibuka kembali dan belum ada pelaku baru yang ditangkap. Bagi Sullivan, kebebasan dirinya belum berarti akhir dari perjuangannya. Ia masih menunggu pengakuan, permintaan maaf, dan keadilan yang sesungguhnya. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *