Wanita Uzur Tanpa Identitas Jadi Korban KRL di Klaten
KLATEN – Insiden kecelakaan kereta kembali terjadi di wilayah Klaten, Jawa Tengah. Seorang wanita lanjut usia tanpa identitas ditemukan tewas setelah tertemper kereta rel listrik (KRL) di jalur rel Desa Somopuro, Kecamatan Jogonalan. Kejadian ini menambah daftar kasus kecelakaan pejalan kaki di jalur kereta yang kerap terjadi akibat minimnya pengawasan dan kesadaran keselamatan di sekitar rel.
Kapolsek Prambanan AKP Haryanto menjelaskan, peristiwa tragis itu berlangsung pada Selasa (25/11/2025) malam. “Kejadian tersebut sekitar jam 19.03 WIB. Terima laporan ada kereta 727 commuter line Palur-Yogyakarta dari arah Solo tertemper pejalan kaki di jalur hilir Srowot-Brambanan km 146+8, Desa Somopuro,” ujarnya seperti dilansir detikJateng.
Menerima laporan, petugas kepolisian segera menuju lokasi kecelakaan. Evakuasi dilakukan dengan melibatkan unsur relawan, PMI, dan petugas keamanan kereta api (Polsuska). “Kita dengan lima personel berkoordinasi dengan PMI dan polsuska untuk evakuasi. Korban seorang wanita tanpa identitas dan pakaian kumal,” kata Haryanto.
Korban diketahui seorang perempuan lanjut usia, sekitar 70 tahun, dengan ciri rambut putih dan mengenakan pakaian lusuh. Hingga saat ini, belum ada warga yang mengenali identitas korban. “Warga sekitar tidak tahu, bukan warga sekitar. Tapi sebelumnya sempat wira-wiri di sekitar, dilihat warga,” tambahnya.
Peristiwa ini menyoroti masih lemahnya kesadaran mengenai bahaya melintas di kawasan rel kereta api, terlebih di jalur aktif yang sering dilalui KRL kecepatan tinggi. Minimnya pagar pembatas serta kurangnya rambu peringatan di beberapa titik rel terbuka juga menjadi faktor yang kerap memicu kecelakaan pejalan kaki.
Selain itu, keberadaan warga rentan seperti lansia dengan kondisi terlantar di sekitar kawasan rel juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Banyak di antara mereka tidak memiliki dokumen identitas, sehingga menyulitkan proses pengenalan jenazah dan penelusuran keluarga.
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan upaya identifikasi melalui ciri fisik serta koordinasi dengan rumah sakit dan instansi terkait. Jenazah korban sementara dibawa ke RSUD terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya peningkatan pengawasan rel serta edukasi kepada masyarakat tentang keselamatan di sekitar jalur kereta. Rel bukanlah area publik yang bisa dilalui tanpa batas. Kesadaran kolektif dan fasilitas pengamanan yang memadai dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali. []
Siti Sholehah.
