Vonis Bolsonaro Final, Mantan Presiden Brasil Masuk Penjara
JAKARTA – Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro kini resmi menjalani hukuman penjara setelah seluruh upaya hukum yang ditempuhnya dinyatakan berakhir oleh Mahkamah Agung Brasil. Dalam putusan yang disampaikan Selasa (25/11/2025), Mahkamah Agung menegaskan bahwa Bolsonaro telah menggunakan seluruh jalur banding yang tersedia sehingga vonis lebih dari 27 tahun penjara harus dijalankan sepenuhnya.
Bolsonaro, yang sebelumnya menjalani tahanan rumah, dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan pada Sabtu (22/11/2025) setelah gelang kaki elektronik pengawasnya dilaporkan rusak. Aparat menilai kerusakan alat tersebut meningkatkan risiko pelarian mantan presiden berusia 70 tahun itu. Ia kini ditempatkan di ruang tahanan khusus perwira di penjara Braslia, mengingat statusnya sebagai mantan kepala negara.
Keputusan hukum tersebut juga berlaku bagi enam terdakwa lain yang terlibat dalam kasus serupa. Pengacara Bolsonaro, Paulo Cunha Bueno, menyampaikan keberatan keras atas keputusan pengadilan. “Ini adalah kesalahan serius membiarkan putusan ini menjadi final,” katanya kepada media lokal G1. Ia menilai masih ada jalur hukum yang bisa ditempuh hingga akhir pekan. Namun, Mahkamah Agung menyatakan jenis banding lanjutan tidak memenuhi syarat karena tidak ada dua hakim yang mendukung pembebasan Bolsonaro dalam sidang sebelumnya.
Pada persidangan September lalu, Bolsonaro dinyatakan bersalah karena memimpin kelompok yang merancang upaya kudeta untuk membatalkan kekalahannya pada pemilu 2022 dari presiden saat ini, Luiz Inácio Lula da Silva. Vonis menyebut bahwa Bolsonaro terbukti mengarahkan para pendukungnya untuk menyerbu Mahkamah Agung, Istana Presiden, dan Kongres pada 8 Januari 2023. Insiden itu menimbulkan kerusakan massal dan dinilai mencederai demokrasi Brasil.
Dalam penanganan lebih lanjut, Mahkamah Agung juga menduga adanya indikasi Bolsonaro hendak melarikan diri ke Amerika Serikat. Ketua Mahkamah Agung Alexandre de Moraes mengungkapkan bahwa Bolsonaro telah “dengan sengaja dan sadar merusak alat pengawas elektroniknya.” Ia menilai kedekatan lokasi rumah Bolsonaro dengan Kedutaan Besar AS serta hubungan baiknya dengan mantan Presiden AS Donald Trump menambah kecurigaan adanya upaya melarikan diri untuk mencari suaka politik.
Sementara itu, tim hukum Bolsonaro berargumen bahwa mantan presiden itu mengalami gangguan mental sesaat ketika mencoba melepas gelang kaki pengawasnya. Mereka menyebut Bolsonaro sedang dalam pengaruh obat-obatan untuk kondisi kesehatannya. Dalam sebuah video, Bolsonaro menjelaskan bahwa ia hanya “karena penasaran” menempelkan solder ke alat tersebut.
Kondisi fisik dan mental Bolsonaro dikabarkan memburuk setelah dipenjara. Flavio Bolsonaro, putra Bolsonaro, menyebut ayahnya mengalami “kekejaman besar” dan berada dalam situasi kesehatan yang mengkhawatirkan. Carlos Bolsonaro, saudaranya, juga mengatakan mantan presiden itu jarang makan dan tampak mengalami tekanan psikologis berat.
Bolsonaro diketahui menderita kanker kulit dan masih mengalami dampak luka dalam akibat serangan pisau saat kampanye pemilu 2018. Kondisi tersebut kini memperburuk keadaannya di dalam penjara. []
Siti Sholehah.
